Nona Ri-eN duduk dengan lemas. Dia datang dengan hasrat menggebu bertemu pujaan hati. Orang yang dikunjungi malah tidak ada. Padahal dia membawakan mie pangsit kesukaan Ibnu Saud. Belinya jauh, di luar perbatasan Salman City, di kampung sebelah.
Zenaya Putri keluar dari dapur, dia membawa piring. Gadis kecil ini akan membagi martabak dan keripik jadi dua. Sebagian untuk bibi Nindy dan ibunya di dapur. Sebagian lagi untuk mereka yang berkumpul di ruang tamu.
Selesai membagi makanan itu, Zenaya pergi lagi ke ruang makan, memberikan makanan itu ke nyonya-nyonya yang duduk di ruang makan. Setelah itu Zenaya duduk di sebelah nona Ri-eN.
"Sister...itu apa?" tanya Zenaya Putri pelan.
Nona Ri-eN membawa bungkusan merah di dalamnya ada rantang makanan.
"Ini mie pangsit, kesukaan Ibnu Saud!"
jawab nona Ri-eN pelan.
"Oh! Sister mau ngasih Brother Ibnu mie pangsit?"
Tanya Zenaya Putri pelan.
Nona Ri-eN mengangguk. Wajahnya tak bersemangat.