Nyonya Shalina menatap wajah ayahnya dengan seksama. Mencoba memahami maksud ayahnya.
Siapa yang bisa tahu rencana orang tua ini.
Dia menyimpan banyak rencana di otaknya.
"Untuk apa ayah membeli saham itu? Apa ayah akan mewariskannya ke anak cucu yang tidak sah itu!"
Tuan Benyamin Salman emosi. "Sepertinya kamu tidak sabar melihatku mati!"
Nona Ri-eN menatap kakek dan ibunya silih berganti. Gadis ini tidak berani ikut campur urusan ibu dan kakeknya. Dia hanya di jadikan saksi pembicaraan mereka yang panas itu.
"Kakek dan ibu ribut tidak jelas!"_ rasanya nona Ri-eN ingin kabur dari mereka. Dia tidak ingin terlibat.
"Ayah selalu berprasangka buruk padaku!" Nyonya Shalina menundukkan wajah. Air matanya tergenang di pelupuk mata.