Tuan Benyamin Salman menatap wajah pria kiri dan kanannya bergantian.
"Rekaman CCTV!"
"Rekaman CCTV ? Mana?"
Roman memberikan ponselnya ke tuan Benyamin Salman.
Benyamin Salman melihat rekanan CCTV itu.
"Hah!"
"Bukti sampah"
Tuan Benyamin Salman tertawa,
"Video hasil CCTV itu tidak membuktikan apa-apa! Apa kamu melihat wajahnya?"
Mr. Roman terdiam. Wajah Esther Melody tidak terlihat jelas.
Esther Melody tidak bodoh, dia mengerti cara melindungi dirinya. Dia pasti sudah membuang pakaian, topi dan kacamata yang dia kenakan.
"Apa kalian punya saksi?" Tuan Benyamin Salman mencibir.
Mr. Roman tidak punya saksi. Pelayan dan penjaga pintu kafe itu pasti memilih uang banyak daripada menjadi saksi, apalagi taruhannya adalah nyawa.
Tuan Benyamin Salman tersenyum dingin,
Dua orang ini tidak bisa diandalkan. Menyelesaikan urusan begini saja harus diajari. Tidak mungkin dia turun tangan menyesuaikan masalah kecil ini.
"Heeiiih!" tuan Benyamin Salman menarik nafas panjang.