"Ibu!" Tuan Yudisthira Salman mengambil tangan nyonya Clarita, mencium punggung tangan orang tua itu.
Sekarang dia menantu nyonya Clarita Adelia.
"Aku ikut!" nyonya Clarita Adelia mengulang kalimatnya.
"Siap, ibu! Ibu pasti di bawa!" jawab tuan Yudisthira Salman.
"Aku mau ke pulau sentosa!"
"Hah!"
Nyonya Clarita Adelia ingat tempat-tempat yang pernah dikunjunginya di masa lalu.
Nyonya Clarita Adelia tertegun melihat pria tampan yang bersimpuh di kakinya.
"Kamu ayahnya Davita!"
"Benar, ibu!"
"Davita temanku!"
Tuan Yudisthira Salman tersenyum, nyonya Clarita Adelia merasa dirinya masih muda atau mungkin kembali ke masa kecilnya.
"Aku Clara...panggil aku Clara!"
"Nyonya Clara?!"
"Bukan... nyonya Clara...panggil aku Clara!"
"Clara!?"
"Benar! Itu nama kecilku!" Nyonya Clarita Adelia menjelaskan namanya saat kecil.
"Baiklah, Clara! Apa yang lainnya memanggilmu begitu?"
"Tidak! Kamu saja!"
"Saya? Oh... oke.. siap, Clara...kita berteman!"