Ratna geleng-geleng kepala.
"Ternyata sekalipun di rumah, penggemarmu banyak!"
"Haih kalian ini...asal bicara...mestinya kalian prihatin...setiap hari aku di teror dengan si pemberi bunga itu!" Soraya kesal.
Kedua temannya bukan prihatin, mereka malah mem-bully.
"Hahaha...kamu kalah saingan!" Nindy tertawa geli.
"Aku tidak tertarik dengan gardener!"
"Bukan gardener, dia pedagang bunga!" sahut Nindy.
"Bagus itu, dekat pedagang bunga...setiap hari wangi!" sahut Ratna.
Soraya malas berdebat dengan dua nyonya besar ini, mulut mereka ngga bisa diam. kecuali mendengar sesuatu yang penting.
"Sudah...diam! Dengarkan aku dulu!. Aku bawa berita penting nih!"
"Apa pentingnya? Kamu mau ngajak kamu menengok nyonya Esther? Ngga usah, ya! Aku ngga teman! Orang jahat begitu tidak usah di tengok" Ratna ingat nyonya Soraya mengadu domba dia dengan Tina Mikaila.
"Apalagi aku...aku tahunya nyonya Esther Melody yang dulu...ketika dia belum operasi plastik!" sahut Nindy.