Chereads / Menikahi Mertua Mantan Suami / Chapter 17 - Uang Membuat Pria Tak Tahu Diri Itu Mendekat!

Chapter 17 - Uang Membuat Pria Tak Tahu Diri Itu Mendekat!

Dua hari kemudian Frans ke penjara, niatnya membesuk Nindy, mencari informasi tentang uang asuransi itu.

Frans rela minta ampunan mantan istrinya dan rujuk dengannya, sekalipun hal itu terpaksa!

Semua itu demi uang 25 Milyar US Dollar!

"Baiklah Nindy! Kita akan berbagi menjalani hidup berdua! Kamu tidak akan sanggup menghabiskan uang itu sendirian! Kita akan saling membutuhkan! Saling memperhatikan! Percayalah aku akan menjagamu lebih baik lagi dari sebelumnya. Demi masa depan yang indah penuh cinta!"

"Setelah kita bersama...aku akan membuat album puisi penuh cinta untukmu! Tetapi Nindy....semua ada harganya. Cinta-ku ini mahal. Hanya wanita yang beruntung saja bisa menikmati kasih sayangku!"

Frans bersiul, bait demi bait kalimat tersusun di dinding pikirannya yang jahat Dia penjahat cinta yang pandai meramu kata-kata berbisa.

Frans meluruskan niatnya menjenguk Nindy.

"Satu tahun setengah...iya satu tahun setengah...aku tidak bertemu dengan Nindy.

Bagaimana keadaan Nindy sekarang. Apa dia menjadi ratu di penjara? Dengan uang dan kekayaan yang dia miliki sekarang, Nindy bisa membangun kerajaan di penjara.

Frans membayangkan Nindy seperti ratu mafia Claudia Ochoa Felix pimpinan dari kelompok kriminal terkenal di Meksiko, Los Antrax.

Sayangnya tidak bakal menyamai si ratu mafia ini, Claudia Ochoa Felix

memiliki tubuh aduhai dan berparas cantik yang terkenal dengan julukan "The Kim Kardashian of Organised Crime" ini jangan dibandingkan dengan Nindy si lumba-lumba itu.

Frans tertawa sendiri.

"Nindy Nindy!

Sebenarnya jika kamu cerdas, dengan uang milyaran Dollar itu kamu bisa membeli apa saja, termasuk kebebasan.

Kamu bisa membayar pengacara mahal, menyogok jaksa, hakim... sih sudahlah!

Tapi aku tak perlu mengajari dia tentang hal itu... biarkan dia penjara...menjadi ratu di penjara sampai hari kebebasannya tiba!"_ Frans tertawa-tawa sendiri.

Untuk sementara

Frans melupakan si Evie, istrinya

Siapapun bakalan buta melihat uang sebanyak itu. Lupa diri dan rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya.

apalagi uang itu jelas di depan mata.

Bahkan, kalau Evie Melody tahu, dia akan menutup mata bila Frans berpura-pura rujuk dengan si Nindy. Nindy tidak layak untuk dicemburui. Nindy tidak selevel dengan Evie.

apalagi dengan status Evie Melody sebagai anak tiri konglomerat mafia senjata.

Sekalipun begitu

Evie dan ibunya lebih materialistik daripada dirinya, jadi... mereka tentunya akan merelakan, merestui rencana Frans ini, berpura-pura rujuk dengan Nindy. Semua itu demi dollar, demi uang milyaran dollar.

"Sekarang aku harus membuat kalimat

untuk menggugah hati Nindy.

"Nindy sayang...

Aku datang membuat pengakuan. Ku akui aku bersalah padamu!

Aku meminta pengampunan-mu...

Perceraian itu suatu kekhilafan...

itu kesalahan!.

Aku menyesal karenanya. Evie adalah cinta masa lalu, imanku yang lemah telah tergoda oleh nostalgia. Aku hanya pria biasa, tak berdaya oleh godaan alami seorang pria. Aku perlu wanita.

Pria manapun tidak akan setia bila istrinya dipenjara untuk sekian lama. Ku mohon terimalah aku kembali, izinkan aku memulai kehidupan baru bersamamu kembali. Tentang dia....aku dan dia...adalah sebuah kesalahan...Maafkan aku...maafkan aku!"_

Frans memantapkan langkahnya memasuki gerbang rumah tahanan, mengisi buku tamu,

menyerahkan Identitas-nya.

Petugas memeriksa secara teliti barang bawaan bawaannya untuk Nindy, bunga mawar merah segar yang di kemas dalam kotak transparan, satu kotak coklat putih kesukaan Nindy dan pasmina karya desainer ternama. Nindy suka pakai pasmina.

Petugas mengembalikan barang bawaan Frans. Dia meletakkan bawaannya di atas kursi plastik di sebelahnya.

Selanjutnya menunggu.

Menunggu dengan hati berdebar.

"Kenapa lama gini, ya? Dulu nggak gitu! Apa Nindy marah ya? Tidak mau menerima tamu?

Gila! Kenapa aku jadi gugup begini!

Ya Tuhan! Sepertinya...aku sangat mengharapkan dia! Ahh! aneh! Aku tidak pernah se-gugup ini. Bahkan saat melamar Nindy dulu...rasanya tidak begini!"_ Frans gelisah, cemas, takut ditolak Nindy. Membuang pemberiannya.

Menit demi menit berlalu.

Nindy belum keluar dari pintu tahanan.

Praak! Bunyi pintu baja berar terbuka.

Ngeeekk! Pintu kedua terbuka.

Seorang wanita berkerudung dan memakai masker dan berkacamata tebal masuk dan duduk di kursi tahanan menghadap Frans.

Wajahnya tidak terlihat. Tubuhnya lebih kurus dan lebih pendek.

Sepertinya bukan Nindy.

"Maaf saya ingin bertemu Nindy istri saya!" Frans ragu-ragu!

"Saya Aya...temannya Nindy... dia tidak bisa ditemui!" Soraya yang datang.

"Oh... kenapa? Ada apa dengannya? Apa dia sakit?!" Frans kaget, serius dia beneran khawatir dengan Nindy, tapi bukan karena perhatian ke Nindy. Dia khawatir kenapa-kenapa dengan Nindy karena terkait uang itu.

Di balik masker Soraya mencibir.

"Dia tidak ingin bertemu anda. Sampaikan saja apa yang ingin Anda sampaikan!" kata Soraya dengan suara tegas.

"Tolong sampaikan padanya aku ingin bertemu!" Kata Frans dengan wajah sendu. Wanita lain yang tidak mengenal Frans bakalan tak berdaya jatuh dalam perangkap wajah manis manusia berhati serigala ini.

"Apa kepentingan-mu? Bukankah kalian sudah bercerai?" Soraya

menyindir. Frans pasang muka tebal.

"Sampaikan aku ingin rujuk dengannya, aku menyesal berpisah dengannya!" kata Frans dengan mimik sedih, dia menundukkan wajahnya. Menyembunyikan sorot mata menghina palsu.

"Oh!" Soraya hampir tak sanggup menahan emosinya. Wajah inilah yang menipu Nindy yang lugu.

"Munafik! Seandainya ini bukan penjara ingin sekali aku meninju bibir manis itu!"_ Soraya geram. Tempat itu terhalang oleh teralis pembatas antara tahanan dan pengunjung. Frans mengambil saputangan-nya, dengan wajah tertunduk dia membersihkan sudut matanya.

Soraya tidak sabar. Pria ini memang aktor terbaik versi drama "Ku Menangis!" Emosi Soraya meledak. Dia menarik kerah baju Frans, lalu dengan sekali sentak dia benturkan kepala pria penipu itu ke terali pembatas. Kepala Frans berdarah, dia pingsan.

Soraya menggelengkan kepala. Wajah Frans tetap tertunduk dengan sapu tangan yang mengusap seluruh wajahnya.

Soraya hanya menghajar pria itu dalam angan-angannya saja.

Tidak Sudi dia mengotori tangannya. Menghajar Frans sama saja menunda pembebasan dirinya. Bulan depan dia sudah bebas. Dia bisa memberi tendangan bebas ke pria tak tahu diri di lain waktu dan kesempatan. "Tunggu saja! Jangan Cari Masalah Dengan Kami!"

***

Villa Emas, Kota Bumi,_

Nindy tersenyum bahagia memandang puas ke Villa Emas miliknya.

Setelah sekian lama, akhirnya dia berhasil menembus Villa ini dari Bank, melubangi hutang-hutang ayahnya berikut bunganya. Bukan hanya itu, Nindy bahkan telah membeli tanah di sekitar Villa yang telah di jual oleh Frans.

Rencananya dia akan tinggal bersama ibunya di Villa ini. Tetapi dia berat berpisah dengan Davita. Bayi cantik itu telah bisa berdiri dan merangkak. Dia sudah membuat perjanjian dengan Ratna. Dia tidak akan mengambil Davita, membawanya jauh dari Ratna. Ratna sangat mencintai Davita, mereka sehat satu sama lain. Davita hanya mengenal Ratna sebagai mami-nya.

Saat dia membuka jendela villa, terlihat hamparan sawah yang indah. Sekarang Nindy memiliki banyak sawah, dua tidak mungkin kelaparan karena tak punya beras

Dia kaya! Kaya dengan Beras!

Nindy tertawa gelak, membayangkan dirinya jadi juragan beras.

Ponsel Nindy berdering. Pesan masuk dari Soraya. Kening Nindy berkerut.

"Sudah ku duga! Penjahat itu datang seperti serangga yang mengejar cahaya! Uang membuat pria tak tahu diri itu mendekat!