"Perkenalkan nama saya Misha Catherine Zoya, Kalian bisa panggil gue Minsha.Gue pindahan LA sekian dan terima kasih" Ucap misha lalu di akhiri dengan senyum manisnya
"Mi..misha"Ucap Vina
Misha yang mendengar ada orang yang memanggilnya langsung menoleh dan tersenyum kembali
"Misha kamu boleh duduk di sebelah sana.ya, tepat didepan Vina" Ucap pak umar
"Baiklah, terima kasih pak"Ucap misha sambil tersenyum
Misha berjalan menuju tempatnya lalu mendudukkan bokongnya di tempat tersebut
• • •
Kring..kring..
"Misha, lo kok gak bilang sih kalo lo itu keindo" Ucap Vina merajuk
"Ututu princess jangan ngambek dong" Ucap Misha sambil menoel-noel pipi vina
Tanpa mereka sadari dari tadi Haya menatap mereka bingung
"Kalian saling kenal?"Ucap haya bingung
"Oiya gue sampai lupa.Misha kenalin ini teman gue namanya Haya"Ucap Vina sambil menepuk jidat
"Hay, kenalin nama gue Haya Jasmin Arliland"Ucap Haya ramah
"Nama gue..."
"Misha"Ucap haya memotong perkataan Misha
"Kan tadi udah didepan"lanjutnya
"Yuk kita ke kantin aja gue udah laper nihh"Ucap Vina sambil megelus perutnya yang rata
• • •
"Baiklah anak-anak sampai disini dulu pelajaran kita buat hari ini selamat siang"
"Yuk balik guys" Teriak Haya
"Gaush teriak-teriak kali lo pikir kita budeg apa"Ucap Vina garang dan haya hanya cengengesan
» » »
"Vin,sha gue duluan ya soalnya udh di jemput tuhh" Ucap haya
Vina dan misha hanya mengangguk dan tersenyum
" Vin lo balik bareng siapa? " Tanya Misha
"Emm kayaknya naik ojol deh" Ucap Vina
"Kalo lo?"lanjut vina
"Gue di jemput nihh kayaknya"
Tinn tinn
"Tuh udah dateng jemputannya,Gue duluan ya"Ucap Misha melambaikan tangan
Melihat sekolah yang mulai sepi Vina pun bergegas pergi ke halte untuk menunggu angkutan umum.Tadinya dia berencana untuk memesan ojol tapi karena baterai hp nya habis, dia terpaksa naik angkutan umum.
30 menit berlalu tapi belum ada satu angkutan umum yang lewat
"Vin kok belum balik"
Vina terkejut atas kedatangan Teo yang tiba-tiba
"Ngagetin aja lo"Ucapnya sebal
"Heheh maap princess"Ucap Teo sambil mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya
"Nunggu angkutan umum?gak bakal ada yang lewat jam segini, Lebih baik bareng gue yuk" Ucap Teo dan langsung menarik tangan Vina lembut menuju motornya
"Gak, gue tunggu angkutan umum aja"Tolak Vina
"Lo keras kepala banget ya.Gak bakal ada yang lewat jam segini Vina"Ucap Teo
"Tapi terserah lo dehh. Ehh lo tau gak katanya kalo jam segini di daerah ini banyak banget preman yang berkeliaran"Ucap Teo lalu langsung menaiki motornya dan menghidupkannya
"gue ikut lo dehh"Ucap Vina
"Tadi diajak gak mau lo"
"Udh deh gaush banyk bacod"Ucap Vina ngegas
"Nihh"Teo memberi helm kepada Vina untuk dipakai
• • •
"Thanks"Ucap Vina lalu pergi meninggalkan Teo
"Vin"Ucap Teo
"Apa?"
"Helm gue"Kata teo menunjuk helm yang sedang dipakai Vina
"Oiya lupa"Ucap Vina lalu membuka helmnya
"kok gak bisa sihh"Batin Vina
"Gak bisa? sini gue bukain"Ucap teo yang menyadari Vina kesusahan membuka helmnya
Vina pun mendekat ke Teo.Jarak wajah Mereka begitu dekat sehingga Vina dan merasa sangat gugup dengan posisi mereka
Teo menatap Wajah Vina.Tanpa sadar Vina juga menatap Teo, Disaat bersamaan mata mereka bertemu
Vina menatap mata Teo dalam seakan dia merasakan sosok yang dia rindukan selama ini
"Kenapa dekat dengan Teo gue merasa dekat dengan Zaza ya"Batin Vina sedih
"Duh Jantung gue kok deg-degan gini?Ngeliat mata Vina gue jadi kangen nana"Batin Teo
Teo yang merasakan perubahan wajah Vina langsung tersadar dan mengelus wajah Vina dengan ibu jari nya
"Kenapa hem?Kok muka lo sedih gitu"Tanya Teo
"Ga...gak papa kok cuma lagi kepikiran aja"Ucap Vina gugup
"Kepikiran apa?"Tnya teo lagi
"Udahlah lagian gak penting"Ucap Vina senyum lalu menjauhkan wajah dari wajah Teo
"Thanks ya, bay gue masuk dulu"ucap Vina lalu pergi meninggalkan teo
"Bisa kena serangan jantung gue kalo lama-lama deket sama Teo" batin Vina
• • •
"Vina bangun"Ucap mommynya dari luar
"Yes, mom"
"Gue kangen banget masa-masa ini.Semoga begini terus ya Tuhan"Bantinnya bahagia
• • •
"Good morning all"Ucap Vina menuruni tangga
"Morning"Ucap mereka smua kecuali Davino
• • •
"Turun"Ucap Davino dingin
"kak kenapa sihh lo kayaknya benci banget sama gue"Lirih Vina
Davino hanya diam ia tidak menggapai sama sekali ucapan Vina
Setelah Vina turun, Davino langsung melajukan mobilnya
Vina hanya menghela nafas melihat kelakuan kakak kembarnya itu
"Gue kangen lo yang dulu Vin, Gue kangen edzanya grizel, gue juga kangen lo grazel" batin Vina
Vina berjalan melewati lapangan basket.Dia menatap kagum Teo yang sedang bermain basket tanpa dia sadari ada bola yang melayang kearahnya
"Bugg"
"Akhh"
"Vin lo gpp?"Tariak Teo sambil berlari menghampiri Vina yang terjatuh sambil memegangi perut kirinya
"Vin lo gpp"Ucap Vino dengan raut wajah khawatir
"Gu-gue gpp kok" ucap Vina menahan sakit yang menusuk diperut kirinya
Tanpa aba-aba Teo langsung mengendong Vina ala bridal style. Vina yang terkejut pun langsung menggulungkan tangan kanannya ke leher Teo sedangkan tangan kirinya masih setia memegangi perut kirinya
Teo berjalan di koridor melewati siswi-siswi yang menatap kagum dirinya.Tetapi, Dia tidak memperdulikan mereka semua dia hanya fokus tujuannya sekarang yaitu ke Uks.
• • •
"Sebaiknya kalian kerumah sakit saja untuk memastikannya"Ucap bu Sifa selaku guru pengurus uks
"Apa seserius itu bu?"tanya Teo
"Ibu tidak yakin itu hanya sakit perut biasa soalnya dari tadi nyeri diperut Vina gak hilang-hilang.Vina bilang sakit semakin menjadi-jadi"Ucap bu sifa
"Yaudh bu saya permisi dulu buat bawa Vina ke RS"Ucap Teo sopan lalu pergi setelah mendapat anggukan tanda persetujuan oleh ibu guru itu.
"Vin"panggil Teo sambil menyibak gorder penutup brankar tempat Vina tidur
"Hmm"Vina hanya berdehem membalas panggilan Teo
"Kita ke RS aja ya" Ucap Vina sembari mengambil posisi untuk menggendong Vina
"Gak usah"Ucap Vina sambil mengangkat telapak tangan pertanda dia menolak usulan Teo.
"Gue gpp"Sambungnya
"Lo sedang gak baik-baik aja Vina" balas Teo
"Gak ada penolakan" sambung Teo tegas
Vina menghela nafas panjang. Vina tidak bisa apa-apa tubuhnya lemas tak bertenaga, sakit diperut semakin menjadi-jadi timbah nyeri dibagian punggungnya.Pada akhirnya Vina pun mengangguk setuju
Teo mendekatkan tubuhnya kebrankar dan mengangkat tubuh Vina ala bridal style. Mata Teo menatap intens wajah Vina dan pandangannya terkunci pada mata indah Vina. Mata itu mengingatkannya akan seseorang yang dia sangat dia cintai. Jantung Teo berdetak sangat kencang sehingga Vina dapat merasakan dada Teo yang bergetar hebat.
"Perasaan ini, perasaan ini muncul lagi setelah 8 tahun menghilang tetapi kenapa kepada dia bukan nana" batin Teo
"Teo kenapa?aku kenapa? rasanya aku nyaman banget dipelukan Teo senyaman pada zaza dulu. Apa Teo itu zaza? Ahh tidak mungkin, tidak mungin Teo itu adalah zaza beda banget" Batin vina
Vina memalingkan wajahnya dia merasakan wajahnya memanas. Teo yang menyadari itu terkekeh melihat Vina yang salah tingkah
"Yahh mukanya merah"Goda Teo dan diakhiri dengan tawa yang menggelegar di seluruh ruangan
Vina hanya diam dia tidak sanggup untuk berbicara rasa sakit diperutnya itu telah menguasai dirinya.
Teo menyadari raut wajah Vina yang menahan sakit dia langsung melangkah menuju pintu keluar. Dia harus segera membawa gadis itu kerumah sakit.
• • •
"Davino kamu kenapa?kamu sakit" Tanya seorang guru yang menyadari Vino yang gelisah sejak tadi
"Saya gak tau bu tiba-tiba perut saya sakit"Ucap Vino dengan wajahnya yang sudah diselimuti keringat dingin
"Sebaiknya kamu keuks. Misha tolong antar Vino keuks"Ucap guru tersebut
"Baik bu" Ucap Misha
"Ayo Vin"Ajak Misha
Davino pun berdiri dan langsung meninggalkan Misha dibelakang. Misha membuang nafas kasar pria didepannya ini sangat menyebalkan syukur dia masih mau mengantarnya ke uks
"Lo kakak Vina" Ucap Misha dingin
"Gak"balas Vino ketus
"Gue ingetin ke lo jangan sekali kali untuk nyakitin Vina" balas Misha lebih ketus
"Bisa gak lo gausah IKUT CAMPUR" Ucap Vino dengan penekanan dikalimat terakhirnya
"Gak, gue gak bisa karna gue sahabatnya masalah Vina masalah gue juga" Ucap Misha
"Cihh cuma sahabat aja belagu"Ucap Vino dan menatap Vina sinis
"Asal lo tau ya lebih baik gue sahabatnya yang ada disaat dia susah. lah sedangkan lo, gak pantas di sebut kakak"balas misha emosi
"Gue gak peduli" ucap Vino lalu pergi meninggalkan misha yang sedang menahan emosi
Vino berhenti dan menatap Teo yang sedang menggendong seorang gadis. Ya gadis itu adalah kembarannya Vina.
"Ngapai Teo gedong-gendong Vina? memang anak itu punya segala cara buat cari perhatian orang. Dasar pembawa sial" Bantin Vino
• • •
"Gimana Vina masih sakit" tanya Teo pada Vina yang sedang berbaring di brankar rumah sakit. Vina hanya mengangguk pada Teo.
"Kemana sih dokternya lama amat gak tau apa pasiennya lagi sakit disini" omel Teo
Vina tersenyum mendengar ocehan Teo. Vina merasa senang Teo khawatir padanya.
"T-teo gue ha-us"Ucap Vina terbata-bata
"Bentar ya gue beli dulu"Ucap Teo dan langsung pergi membeli minum untuk gadis itu
5 menit telah berlalu tetapi Teo belum datang juga. Vina memejamkan matanya untuk mengurangi rasa sakit pada perutnya.Tiba-tiba terdengar suara pintu.
"Selamat siang"Ucap orang yang masuk tersebut
"Se-lamat Si-"Vina menggantungkan ucapannya matanya berkaca-kaca melihat sosok tersebut
"Vinaa, kamu Vinakan?"Tanya orang itu
Vina mengangguk kepada orang tersebut
"Kak A-alden"Ucap Vina pria itu mengangguk dan langsung memeluk gadis itu. Pria itu tersenyum bahagia dan mengecup berkali-kali puncak kepala gadis itu. Pria itu bernama Alden seorang Dokter plus kakak sepupu dari Vina.
"Vin aku bawa min.."Teo mengantungkan ucapannya ketika melihat Vina sedang memeluk seorang pria dan tak lain itu adalah seorang dokter.Terlihat dengan pakaiannya bahwa pria itu seorang dokter
Entah mengapa hati Teo sakit melihat adegan itu. Tetapi dia coba menghilangkan perasaan itu tetapi tidak bisa.
"maaf saya mengganggu"Ucap Teo kemudian memberikan minuman itu kepada Vina lalu dia pun pergi berjalan meninggalkan kedua orang tersebut
"Kamu kemana aja dek selama ini" Ucap dokter Alden
Vina diam dihanya meringis dan memegangi perutnya yang terasa nyeri.
"Kamu kenapa?perut kamu sakit?"Ucap dokter Alden khawatir melihat Vina yang meringis kesakitan
Vina mengangguk lalu menunjukkan perut kirinya menggunakan tangan kanannya.
"Biar kakak priksa dulu ya"
Dokter Alden pun memeriksa Vina
"Apa perut kami sering sakit begini?"Tanya dokter Alden. Vina mengangguk
"Sudah berapa lama?"
Vina menunjukkan 1 jarinya
"Satu hari?"Vina menggeleng
"Satu minggu?"Vina menggeleng lagi
"Satu bulan" Vina pun akhirnya mengangguk
"kamu harus periksa darah dek"ucap Dokter itu lagi
"Kamu mau kan?"Vina pun mengangguk dia penasaran dengan apa yang terjadi padanya
> > >
"Bagaimana hasilnya kak?"Tanya Vina.Sakit pada purut Vina sudah mereda karena sudah diberi obat oleh kakak sepupunya itu
"Dek, kenapa bisa begini?"Ucap Alden
"kenapa kak?"sambar Vina langsung karena dia sudah sangat penasaran apa penyebab perutnya sakit
"Kamu terkena..
-Tbc-