Pangeran Rhysand melihat Audrey yang tertidur lelap di kasur pelayan yang apak dan juga penuh debu. Tidak pernah sekalipun muncul keluhan dari bibir Audrey. Gadis itu menerima segalanya dengan pasrah dan rendah hati.
Tidak pernah meminta yang warna-warni. Bahkan, untuk mengidam saja, Audrey seakan melesakkan hal itu jauh dalam hatinya.
Pangeran Rhysand mendadak merasa tidak enak. Hendak sampai kapan dia menyembunyikan Audrey di sini? Apakah dia juga akan bersikap seperti Raja Dominic, yang nantinya akan membuang Audrey setelah dia melahirkan?
Pangeran Rhysand menggelengkan kepalanya. Dia tidak bisa melakukan hal tersebut.
Dia tidak tega melihat Audrey dalam penjara kesedihan seorang diri.
Dengan landasan itu, Pangeran Rhysand menghadap ke Raja Dominic. Raja Dominic di sepagi itu telah berada di ruang pribadinya, memeriksa laporan pajak yang telah diberikan oleh pihak keuangan.
Tuk, tuk, tuk.
Pangeran Rhysand mengetuk pintunya.
"Masuk..."