Audrey memegangi perutnya. Ia sangat tak menyangka, di dalam perutnya terdapat jiwa yang hidup. Pangeran Cladius benar-benar memandangnya. Kemarahan kemarahan yang muncul dalam diri Pangeran Cladius perlahan-lahan mulai menghilang. Berganti dengan sikap Pangeran Cladius yang sangat lembut. Bahkan begitu lembut.
"Audrey, katakan kepadaku. Apa yang ingin kamu lakukan? Kamu akan membesarkan anak dalam rahimmu ini seorang diri? Apakah kamu sanggup untuk melakukannya?" tanya Pangeran Cladius kepadanya.
Secara jujur, Audrey ingin mengatakan kalau dirinya tidak sanggup. Dia ingin ada sosok Pangeran Rhysand bagaimana … Akan tetapi bagaimana caranya agar Audrey bisa bersama dengan Pangeran Rhysand, sementara Puteri Rebecca sudah menempelinya laksana tentakel yang tak bisa melepaskan diri??!
Audrey hanya mampu untuk menggedikkan pundaknya. Perempuan itu tidak tahu jawabannya. Segalanya terasa buntu. Segalanya terasa aneh…
Semuanya terasa gelap bagi Audrey.