Kerajaan Fermont, dalam sebuah kamar Puteri Rebecca.
Puteri Rebecca memandang lurus ke cermin besar di hadapannya. Ia menyisir rambutnya dengan perlahan. Rambutnya yang lurus panjang sepunggung itu, sangat halus, dan juga lembut diatur.
Seulas senyum merekah di bibir Puteri Rebecca, menguarkan kecantikan yang luar biasa sempurna. Ia seakan perempuan tanpa kecacatan sedikit pun.
Pikiran Puteri Rebecca melekat kuat pada sosok yang dicintainya, Pangeran Rhysand. Betapa lelaki itu sangat baik kepadanya. Dan meminta untuk menikah dengannya, padahal jarak kedua kerajaan tersebut cukup jauh.
"Mungkin benar apa kata orang. Kalau sudah cinta, maka pegunungan dan lautan akan tetap dilampaui." ujar Puteri Rebecca dengan ulasan senyumnya.
Ketika senyuman Puteri Rebecca jelas tersirat di wajahnya, ketukan halus mendarat di pintu kamar Puteri Rebecca.
Dan ternyata, seorang pelayan datang kepadanya. Dia memegang sebuah surat.