Audrey dan Pangeran Rhysand saling berpelukan satu sama lain. Mereka berdua saling mengisi satu sama lain. Sebuah kehangatan yang sangat menentramkan.
Dari pelukan itu, Audrey merasakan setiap inci ketenangan. Segala kegelapan dan takut yang meresapi dinding hatinya, terenggut seketika. Hanya dengan dekap hangat Pangeran Rhysand. Semuanya… menghilang.
Setitik air mata luruh dari pipi Audrey. Tangisannya kian menderas perlahan-lahan. Ia menyesal, semenyesal-menyesalnya, karena telah membiarkan Pangeran Rhysand mengenala kehidupan seorang diri. Membiarkan lelaki itu menantinya sendirian.
Tangisan Audrey menderas. Sangat deras. Hatinya terasa sesak membayangkan Pangeran Rhysand menanggung semua beban dalam pikirannya seorang diri. Bahkan, dia menjadi sangat kurus dan kuyu.