Wajah Audrey memucat. Bibirnya biru gemetaran. Kakinya sudah tak terasa lagi. Dia baru mengerti peringatan keras yang terlontar dari Gregson beberapa waktu yang lalu.
Kalau dia tidak akan memburu waktu untuk menyusul Pangeran Rhysand, maka Pangeran Rhysand akan masuk ke kapal. Ketika dia sudah berada di geladak kapal, maka kesempatan untuk bertemu dengan Pangeran Rhysand sangat kecil. Sebab, menyebrangi lautan di tengah badai yang melanda membutuhkan waktu yang lama. Berbeda dengan Pangeran Cladius yang menaiki kapal khusus sehingga bisa menempuh lautan lebih cepat.
Membayangkan Pangeran Rhysand pergi dari sisinya dalam jangka waktu yang lama, Audrey merasa tidak nyaman.
Di atas kuda yang berlari tunggang langgang, air mata Audrey luruh. Bersamaan dengan sakit yang bergulung gulung di dalam dadanya. Bersamaan dengan air hujan yang menyamarkan matanya.