Tuanku Pangeran Rhysand.
Aneh aku menuliskannya. Aku tak pandai berucap kata. Aku hanya ingin mengatakan kepadamu...
Terima kasih atas semuanya, atas makanan lezat yang pernah pangeran berikan, atas peluk hangat pangeran, atas rasa yang pernah diberikan. Semuanya sangat membuatku bahagia.
Aku tidak pernah menyesal jika akhirnya aku mati. Aku akan mengingat kebahagiaan ini di akhir kematianku.
Tuanku Pangeran, aku pamit pergi ya... Maafkan aku kalau selama ini aku memiliki banyak kesalahan. Aku yang selalu merepotkan, menyebalkan, dan juga segalanya.
Maafkan aku...
Jangan pernah menangis. Jangan pernah bersedih.
Mendengar kebahagiaanmu adalah hal yang menyenangkan bagiku...
Pangeran Rhysand menyentuh guratan-guratan yang berada di tembok tersebut. Tulisannya tak cukup bagus dan kecil-kecil.
Akan tetapi, Pangeran Rhysand menangis membaca kalimat tersebut. Air matanya lolos begitu saja.