Sepanjang sore, Pangeran Rhysand terus menerus membuat Audrey tertawa. Dia mengejek, menjelekkan, bahkan banyak bergurau kepada Audrey.
Tadinya, Audrey tidak mau tertawa. Tetapi, siapa yang bisa menolak untuk tertawa, ketika Pangeran Rhysand mengajaknya bercanda terus menerus?
Ketika malam hari, Audrey mengambil makanan. Saat dia sudah mencapai ballroom istana, di sanalah dia melihat Mademoiselle Edeva. Wajah perempuan itu meremehkan.
Audrey mengernyitkan alisnya. 'Kenapa juga perempuan itu? Aneh sekali.'
Audrey mengabaikan Mademoiselle Edeva, terus berjalan ke depan. Sementara itu, Mademoiselle Edeva dalam hatinya merasa bahagia. Dia sudah mendapatkan sebuah kunci, untuk merampas kehidupan bahagia Audrey.
Tinggal nanti saatnya, ia akan berbahagia, berada di sisi Pangeran Rhysand.
Meskipun, Mademoiselle Edeva tahu dirinya tidak akan menjadi Ratu ataupun pendamping Pangeran Rhysand, akan tetapi setidaknya dia berada di sisi Pangeran Rhysand.