Audrey dan Pangeran Rhysand berada dalam kereta kencana. Mereka sudah sampai di antara para kusir dan prajurit yang telah menanti di titik temu.
Aura keberadaan Pangeran Rhysand dan Audrey sama sama tidak menyenangkan, seakan ada awan gelap yang kelabu menyelubungi mereka berdua. Akan tetapi, tak ada yang berani untuk membuka suara atas apa yang telah terjadi di antara mereka.
Pangeran Rhysand merasa kalau dirinya terasa berat. Tadi, Audrey meminta kepadanya untuk memikirkan ulang surat perjanjian mereka. Namun … Apa dayanya ? Dia tak mampu melakukan itu.
Secara lahiriah dan batiniah, Pangeran Rhysand selalu menuju kepada Audrey. Entah bagaimana pun dia menikah kelak, tetapi Pangeran Rhysand belum sanggup untuk melakukan hal tersebut.
Dan kini, Pangeran Rhysand melihat ke arah Audrey sekilas. Karena pikirannya yang berliku tajam, Audrey telah tertidur lebih dulu di samping kereta kencananya.
tubuh gadis itu lunglai, bersandar pasrah ke kursi.