Pangeran Rhysand menelan ludahnya. 'Ini gawat… Ini sungguh gawat.'
Lelaki itu tak percaya kalau debaran jantungnya kian kencang, dengan segenap nalar rasional Pangeran Rhysand mengerahkan akal pikirannya untuk menyangkal. 'Aku tidak menyukainya.'
'Aku tidak menyukainya.'
'Aku tak menyukainya.'
Dalam kehenungan yang panjang itu, Pangeran Rhysand memblokade segenap perasaan yang masuk ke dalam jiwanya. Memberikan segala pemikiran kalau dirinya tak menyukai Audrey, sebatas rasa penasaran atau hasrat ingin memiliki. Bukan atas dasar landasan kasih sayang.
Pangeran Rhysand menyandarkan tubuhnya ke kereta kencana. Sembari meneguhkan hatinya sendiri, ia berharap kantuk datang menyergap. Akan tetapi… justru sebaliknya.
Matanya terjaga. Kepingan hatinya berkoar kalau lelaki itu mencintai Audrey secara nyata. Di tengah-tengah itu, tiba-tiba saja kepala Audrey lemah, menjadi oleng dan jatuh ke pundak Pangeran Rhysand.