Sangat sulit bagi Pangeran Rhysand untuk menerima semuanya dengan mudah. Ia merasa jatuh cinta kepada Audrey adalah sebuah hal yang sulit. Layaknya memakan buah simalakama, memakannya atau tidak memakannya, hanya akan mematikan bagi orang lain.
"Entahlah, Miss Febiola. Segalanya terasa berat bagiku. Tapi aku bersyukur Miss Febiola sudah mau mendengarkanku."
"Sama-sama, Pangeran Rhysand. Kamu, dan seluruh ajudanmu yang lain tak perlu ragu kalau mau berkunjung ke tempatku. Apabila aku ada di rumah, pintu rumahku selalu terbuka untukmu." ucap Miss Febiola.
Pangeran Rhysand mengangguk saja. Ia beralih memandangi Audrey yang sibuk memakan kue kue di hadapannya.
Sebuah senyuman bahagia terpulas indah di bibir Sang Pangeran.
Tak jauh dari itu, Miss Febiola turut berkomentar. "Memang kalau kita mencintai seseorang, melihatnya saja sudah bahagia. Benar bukan?"
Pangeran Rhysand mendengus kecil. "Sialnya kamu benar."
* * *