Chereads / Love Story from Seoul / Chapter 4 - 3. LDR

Chapter 4 - 3. LDR

Beberapa bulan kemudian...

Tak terasa kini mereka telah menjadi senior di Sekolah Menengah Atas. Vika bersama Vallya dan Kania tampak sibuk mempersiapkan ujian dengan serius. Setiap pulang sekolah mereka selalu mengikuti bimbingan belajar yang diadakan di salah satu lembaga pembelajaran sedangkan Junho mengurangi jadwal latihan basketnya dan fokus belajar untuk ujian.

Jadwal bertemu yang biasanya dilakukan di akhir pekan, kini jarang dilakukan Junho dan Vika karena mereka sama-sama sibuk mempersiapkan ujian. Kendati demikian, mereka masih menyempatkan waktu di sekolah di sela-sela waktu luang untuk makan siang bersama.

"Junho..maaf aku harus pergi sekarang." Ucap Vika sesaat setelah makan siang bersama Junho di kantin sekolah.

"sekarang? Tak bisakah kau tinggal disini lebih lama lagi.. kita sepertinya sudah lama tak mengobrol bareng." ucap Junho terlihat sedikit kecewa karena Vika tak bisa menemaninya lebih lama.

"Iya.Junho.maunya aku juga gitu..tapi aku tak bisa. maaf yaa..sepertinya aku akan terlambat bimbingan belajar jika disini lebih lama. Aku harus pergi.." ucap Vika sembari membereskan barang-barangnya dan segera bergabung dengan kedua sahabatnya yang telah menunggu di gerbang sekolah.

"Baiklah kalau begitu..hati-hati yaa..semangat buat belajarnya." ucap Junho menyemangati Vika.

"Terima kasih yaa. Kamu juga semangat buat belajar ujiannya.." balas Vika sembari berlalu meninggalkan Junho.

Vika pun segera berjalan menuju parkiran untuk mengambil mobilnya dan menuju gerbang sekolah untuk menemui kedua sahabatnya.

"Vallya.. Kania.. yuk berangkat." Ucap Vika dari balik kemudi mobilnya.

"Okay Vika... kamu sudah selesai makan siang?" ucap Kania sembari memasang sabuk pengaman di samping Vika.

"Sudah Kania..tapi sebenarnya aku agak nggak enak meninggalkan Junho begitu saja. Ak harap dia sedikit mengerti mengapa aku jarang dapat menemuinya akhir-akhir ini." Ucap Vika mengeluarkan perasaannya.

"aku rasa dia tahu dan pasti memakluminya Vik.. dia kan juga siswa senior seperti kita." Sahut Vallya mencoba menghibur Vika.

"Aku harap juga begitu..aku tak bisa membuat kedua orang tuaku kecewa jika hasil ujianku jelek. Dan sebenarnya kalian tahu juga kan.. aku tak bisa melihat itu semua." Balas Vika sembari mengemudikan mobilnya menuju tempat lest mereka.

"Iya Vik..kita tahu itu. Sejak kita bersama dari SMP hingga SMA seperti sekarang, kami tahu kamu orangnya sangat perfectionis. Jadi kami tak heran jika kamu akan semangat mengikuti bimbingan belajar seperti ini." Balas Kania yang juga ingin menghibur Vika.

"Terima kasih ya Vallya.. Kania.. tanpa kalian, mungkin aku bisa melewatkan belajar, karena berlarut dalam perasaan bersalahku tak bisa menemui Junho seperti dulu." Ucap Vika sedikit terhibur dengan ucapan yang disampaikan kedua sahabatnya untuk Vika.

"Sama-sama Vik.. Yuk kita turun.. udah waktunya masuk kelas." Balas Vallya mengajak kedua sahabatnya turun dari mobil setelah mobil Vika telah sampai di lokasi bimbingan belajar.

"Okay..yuk masuk kelas.."

Setelah berbulan-bulan sibuk dengan belajar persiapan Ujian Akhir, tibalah hari yang ditunggu para siswa. Semua siswa tampak mengikuti ujian dengan semangat. Ada tiga hari yang mereka butuhkan untuk mengikuti ujian ini. Perjuangan belajar selama tiga tahun di sekolah menengah, kini mereka harus selesaikan di ujian akhir ini. Tak terkecuali untuk Vika, Junho dan kedua sahabatnya, Vallya dan Kania.

"Akhirnya selesai juga yaa." ucap Kania sesaat setelah mata ujian terakhir selesai dikerjakan.

"Iyaa..akhirnya kita punya waktu untuk santai sejenak." Balas Vallya bersemangat.

"Eh, ngomong-ngomong.. dimana Vika?" tanya Kania yang menyadari sahabatnya sudah tak ada di kelas.

"Sepertinya dia pergi ke kelas Junho." Ucap Vallya mengadari Vika telah pergi dengan membawa tasnya.

'Junhooo...." ucap Vika sesaat ketika sampai di depan kelas Junho.

"Vikkaaa.. kamu tumben ke kelasku.." ucap Junho merasa senang jarang-jarang kekasihnya ini menemuinya di kelas.

"iya.. kita kan udah selesai ujian.. bagaimana tadi ujiannya?"

'Lancar... kamu gimana?"

"Iya...tadi lancar juga.."

"Vik.. kamu setelah ini ada acara nggak. Ayok makan bersamaku." Ajak Junho bersemangat.

"aku tidak ada acara kok.. Ok..aku mau.."

"Okay..bentar ya,, aku ambil tas dulu.. kita pergi sekarang yaa." Ucap Junho merasa senang karena dia dan Vika dapat bertemu untuk makan siang bersama.

©©©

"Vika..kamu sudah menentukan pilihan dimana nanti melanjutkan kuliah?" tanya Junho sembari menikmati waffle yang dia pesan.

"Belum sih. Aku akan berpikir dan menentukannya pelan-pelan. Kamu gimana Junho? Sudah ada jurusan yang kamu inginkan?" ucap Vika penasaran.

"Sepertinya mungkin bisnis. Aku harus melanjutkan bisnis ayahku. Tapi aku belum tahu dimana nanti aku akan kuliah." Ucap Junho pelan.

"Kamu tidak akan kuliah di Indonesia?" ucap Vika kaget.

"Aku masih belum tahu Vik.. sepertinya keluargaku akan kembali ke Korea melanjutkan bisnisnya. Dan aku belum bisa memilih dimana aku akan kuliah nanti. Aku masih mempertimbangkannya matang-matang." Ucap Junho yang membuat Vika termenung.

Sesuatu hal yang tak pernah dia pikirkan sebelumnya. Bagaimana nanti jika dia harus berpisah dari Junho. Sebuah pemikiran yang membuatnya ragu. Bagaimana dia akan melewatkan hari-harinya tanpa Junho disampingnya.

"Junho..aku tak tahu ke depannya kita bagaimana.. tapi ku harap kita akan terus bersama." Ucap Vika yang membuat Junho tersenyum dan menatapnya.

"tentu saja Vika.. aku tak akan meninggalkanmu. Jika nanti memang kita harus terpisah dengan jarak dan waktu, kan masih ada smartphone dan internet untuk kita berkomunikasi." Ucap Junho menenangkan Vika.

"Iya juga yaa.. well.. semoga kita sukses dan lancar dengan jalan yang nanti kita pilih." ucap Vika mencoba bijak.

"kita harus sukses sama-sama ya.." ucap Junho bersemangat.

"Fighting!" ucap Vika yang membuat Junho tertawa pelan.

"Fighting!" balas Junho bersemangat.

"Ajaaa..ajaa..Fighting!" tambah Vika yang membuat Junho merasa senang.

"bagaimana kamu bisa tahu hal ini Vik?" ucap Junho yang keheranan mendengar kekasihnya menyorakkan kata-kata semangat yang biasanya dia lakukan bersama keluarganya.

"dari drama korea." Ucap Vika tersipu malu.

Sepulang dari makan siang...

"Thanks Junho buat hari ini. Aku masuk dulu ya.." ucap Vika sesaat setelah mobil Junho sampai di depan rumahnya.

"Iya, sama-sama. Vik.. kamu tidak apa-apa kan.. sepanjang jalan tadi kamu diam saja." Ucap Junho terlihat cemas dengan pacarnya. Tak biasanya Vika seperti ini. Biasanya dia akan bercerita banyak hal padanya. Namun kali ini Vika hanya diam saja sembari memandang luar dari balik kaca mobilnya.

"Aku baik-baik aja, kok.. kamu tenang aja Junho..." ucap Vika mencoba menenangkan Junho.

"Yakin...?"

"I'm Okay.. naneun gwencanha.."balas Vika dengan sedikit bahasa korea yang membuat Junho sedikit kaget mendengarnya.

"Baiklah kalau begitu.. sampai ketemu besok di sekolah ya.." ucap Junho pamit pulang.

"Bye Junho..."

Sesaat setelah mobil Junho berlalu pergi, Vika langsung menuju kamarnya. Dia ingin rebahan sejenak di tempat tidurnya. Pikirannya terasa sesak dan sedikit kaget dengan pembicaraannya tadi siang bersama Junho.

Banyak hal yang dia pikirkan.. Dia tahu, cepat atau lambat dia harus melepas Junho pergi untuk melanjutkan studynya. Dan Vika juga harus memikirkan jurusan kuliah untuk masa depannya. Apakah dia sanggup jauh dari Junho. Sudah tiga tahun dia bersama dengan Junho. Dari suka dan duka dia lalui bersama-sama. Dan apakah Junho akan setia padanya jika jarak memisahkan mereka.

Semua terasa menumpuk di pikirannya. Namun dia berusaha menyimpannya karena dia tak ingin Junho khawatir dengan pemikiran kelanjutan hubungan mereka ke depannya.

Junho...aku tak ingin berpisah denganmu.. meskipun jarak dan waktu akan memisahkan kita, tapi aku harap hati kita akan selalu bertemu. Semua hal telah kita lewati bersama.. semua hal indah dan bahagia bersamamu, aku tak ingin melepasnya.

©©©

Weekend beberapa minggu kemudian...

Sudah waktunya bagi Vika untuk menentukan dimana dia akan melanjutkan studi kuliahnya. Dia telah mencari beberapa pilihan jurusan dan universitas sesuai minat yang ingin dia pilih. Vika pun kemudian membrowsing beberapa opsi jurusan dan mengecheck dimana dia akan mengirimkan persyaratan menjadi mahasiswa baru.

"Hallo Vika.. ada yang ingin aku bicarakan padamu..kau ada waktu nggak sore nanti..yuk kita ketemuan di cafe biasanya." ucap Junho tiba-tiba serius.

Vika mendengar ada yang berbeda dari nada bicara Junho di telepon. Tak biasanya Junho tiba-tiba meneleponnya dan ingin mengajak ketemu. Biasanya dia akan langsung datang menghampirinya di rumah saat akhir pekan.

"Aku nanti sore nggak ada acara sih..Ada apa Junho... sepertinya kau terlihat serius gini.." ucap Vika penasaran.

"Nanti kita bahas ya.. aku jemput nanti jam tujuh malam yaa.." ucap Junho memberikan jadwal ketemu.

"Baiklah.. ya udah.. nanti aku tunggu di rumah kalau gitu.." balas Vika mengiyakan ajakan Junho.

"Okay Vika.. sampai ketemu nanti yaa.." balas Junho menyudahi pembicaraan siang itu.

"Iyaa...see yaa tonight." Ucap Vika menutup teleponnya.

Setelah selesai berbicara dengan Junho di telepon, Vika pun tampak melamun memikirkan apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Junho. Tak biasanya dia seperti ini. Vika pun kemudian bersiap untuk menemui Junho sore itu.

Sesampainya di cafe langganan mereka makan, Junho telah tiba duluan. Rencana awal menjemput Vika duluan berubah karena Junho harus mengurus sesuatu.

"Vikaaa.." sapa Junho sesaat Vika sampai di cafe.

"Hallo Junho.." balas Vika yang segera menuju dimana Junho duduk.

Mereka pun kemudian memesan makanan dan minuman yang ada di daftar menu.

"Sorry Vik. Aku tak dapat menjemputmu tadi." Ucap Junho merasa bersalah.

"It's okay Junho, memangnya tadi kamu kemana?" tanya Vika penasaran.

"Aku tadi sibuk mempersiapkan berkas kepulanganku ke Korea." Ucap Junho yang membuat Vika berhenti melanjutkan makan.

"Kamu mau balik ke Korea?" tanya Vika memastikan apa yang didengarnya itu benar-benar nyata.

"Iya.. Vik.. sepertinya aku akan melanjutkan studi disana. Orang tuaku juga ingin aku kuliah disana dan belajar bisnis perusahaan kedua orang tuaku." Ucap Junho yang membuat Vika terdiam sejenak.

Dia tahu dia akan menghadapi hari ini. Dan mendengar berita yang akan membuatnya terpisah dari Junho.

"Tapi Vik.. aku tak ingin hubungan kita berakhir.. ku harap kita akan tetap sama-sama." Ucap Junho yang membuat sedikit senyum di wajah Vika.

"Junho.. kamu tahu.. dari sekian banyak hari sebenarnya aku harap hari ini cepat berlalu. Aku tak ingin terpisah darimu. Dan jika memang nanti kau akan melepaskan hubungan kita. Aku akan berusaha menyiapkan hatiku untuk itu." Balas Vika pelan.

"Vika..bagaimana aku bisa melepaskanmu.. aku sangat menyayangimu.. aku harap meskipun nanti kita akan dipisahkan oleh jarak dan waktu, rasa cinta yang kita miliki tak akan pudar." Balas Junho sembari mengenggam tangan Vika.

"terima kasih Junho.. sepertinya aku tahu, jurusan apa yang akan aku pilih nanti."

"kamu mau ambil jurusan apa."

"Arsitektur. Aku akan kuliah di London."

"London? Sepertinya kita akan benar-benar menjadi LDR Couple yaa.." ucap Junho yang juga kaget mendengar Vika akan kuliah di London.

"LDR Couple..well not so bad.." ucap Vika yang mencoba memaklumi keadaan mereka saat ini. Sebuah hubungan jarak jauh yang belum pernah mereka coba sebelumnya. Long Distance relationship.

©©©