~~~••••~~~
Kiya melangkah dengan cepat masuk ke kamar, membuat orang-yang yang sedang berkumpul di lantai bawah menatapnya keheranan. Sebab perempuan itu menggerai rambutnya, tidak seperti Kiya yang biasanya. Kiya menggerai rambutnya karena dia menutupi matanya yang sembab akibat terlalu lama menangis dihadapan Tara.
Apalagi alasan dirinya menangis kalau bukan karena laki-laki bajingan itu.
Disaat perasaannya kalut, tiba-tiba suara ketukan di pintu kamarnya terdengar.
Tok..tok..
"Kiya." Suara panggilan dengan nada lembut terdengar menginterupsi Kiya untuk membuka pintu, "Ini Kak Clara."
Tadi Clara tidak sengaja melihat raut hancur dari mata sang calon adik iparnya. Dia wanita, maka akan lebih peka untuk masalah seperti ini. Pikirnya, mungkin Kiya sedang ada masalah dengan pacarnya, dia hanya belum terlalu mengenal Kiya. Begitu banyak gadis itu merasakan luka, bagian sedihnya, luka yang di dapat justru dari orang yang dia cinta.