"Kadang, sebuah alasan hanya bisa dimengerti oleh diri sendiri, orang lain hanya bisa menyalahkan keadaan tanpa menyadari bahwa sebuah alasan juga ingin dimengerti."
*****
Hari sudah mulai larut malam, mereka masih sabar menunggu di luar ruangan rawat Amelia. Beberapa kali laki-laki paru baya itu menghela napas gusar, dia memang bajingan namun dia kini juga tengah merasakan gelisah serta kecemasan yang sangat tinggi kepada istrinya.
Kiya, anak bungsunya kini sedang berada di dalam sana, di ruangan istrinya kini, entah apa yang telah mereka bicarakan sampai selama ini. Adrian berharap, alasan Amelia melakukan itu tidak ada hubungannya dengan apa yang telah terjadi. Dia berharap, bukan dirinya alasan perempuan itu berniat mengakhiri hidupnya.
Tidak lama setelah itu, anak bungsunya itu keluar. Namun dengan raut wajah yang sendu, matanya juga memerah seperti bekas menangis.
"Gimana?" Doni lebih dulu menyambut adiknya itu dan bertanya dengan cemas.