"Untuk kali ini, gue harap lo nggak jadi orang bodoh lagi ya di saat gue pergi. Udah cukup sampai sini aja perjuangan lo yang lebih banyak rasa sakitnya."
Kiya menggelengkan kepala. "Pokoknya setelah lo balik, gue pastiin kalau perjuangan gue nggak sia-sia."
"Kalau tenyata perjuangan lo belum selesai-selesai juga gimana?" Pertanyaan Bima membuat Kiya tersenyum kecut.
"Gue nggak tahu ke depannya akan gimana. Tapi yang gue tahu sekarang, gue harus optimis pasti Raka balik sama gue lagi, kalaupun nggak gue cuma mau dia inget semua kenangan gue sama dia. Itu aja udah cukup, dan jika gue masih di kasih waktu, gue akan terus berjuang buat hubungan gue dan Raka."
Bima menghela napas pelan. "Kiya, dengerin gue baik-baik, ya."
Lantas perempuan itu menganggukkan kepalanya. "Ingat gue, Kak Doni, Mama dan Papa. Kita semua keluarga lo, dan kita tempat lo untuk kembali pulang kalau lo udah merasa lelah ngejalanin semuanya. Terutama gue akan jadi rumah yang hangat dan nyaman buat lo."
*****