****
Jemari perempuan itu berulang kali mengetikkan sebuah pesan namun kemudian menghapus kalimat yang sudah di ketiknya. Jam menunjukkan pukul 1 malam dan Kiya terlihat masih bergerak gelisa di atas tempat tidurnya.
Dia bingung dengan apa yang harus di lakukannya, nomor baru Raka sudah dia dapatkan namun nyalinya seakan belum cukuo untuk menekan tombol send yang berada di bagian kiri di layar ponselnya.
Perempuan itu memutuskan untuk pergi ke dapur lalu meminum segelas air mineral dari dalam kulkas, dia berniat mendinginkan pikirannya yang takut. Dia kembali memilih untuk duduk di kursi dapur sambil mencoba menenangkan pikirannya.
Tangannya dia ketuk-ketukkan di atas meja kaca di hadapannya untuk mengii kekosongan yang sedang menghampirinya. Dia kemudian menjatuhkan kepalanya di atas meja berselimutkan kaca yang dingin itu, dia memejamkan matanya, menikmati rasa dingin yang menjalar di area pipinya.