Chereads / My wish card reveals the world / Chapter 3 - Sedikit Petunjuk.

Chapter 3 - Sedikit Petunjuk.

"Imari,apakah kau yakin informasinya akan sangat berguna? "

"...Yah, aku juga tidak tahu, tapi kemungkinan informasi ini akan membantu ku untuk mendapatkan jawabannya."

setelah itu dia memasuki sebuah ruangan kaca yang cukup besar dengan ajang ruangan sekitar 2 meter dan tinggi 3 meter. ketebalan kaca itu sangatlah tebal dan juga anti peluru.

setelah itu Imari Kuroha mulai membedah tubuh Monster Griffin itu. Dia mengeluarkan organ dalam dari Monster itu dan menaruhnya dalam sebuah wadah dan terus menerus mengulangi itu

Sang jenderal yang melihatnya tidak berani membantunya karena ini berkaitan dengan sel-sel tubuh dan juga dia sangat bingung dengan kerja seorang gadis berumur 11 tahun yang membongkar organ dalam mahluk hidup itu

Imari sesekali melihat jam tangan kecil yang dia pakai, imari melihat jam sudah menunjuk pukul 02:50 dia berhenti sebentar dan keluar dari ruangan kaca tersebut.

" Ah.., jika aku kerjakan sendiri pasti akan lumayan makan waktu nih. Aku harus meminta Ayato untuk menganalisa sel-sel ini besok." ucap Imari sambil menggaruk-garuk rambutnya.

kemudian ia berjalan ke arah kulkas untuk mengambil sebotol susu. saat dia mendekati kulkas tiba-tiba sel sel yang sebelumnya ia bedah mulai bereaksi dengan bergerak secara liar. dan merusak berbagai macam alat yang berada disana.

Imari yang melihatnya langsung mengunci ruangan itu dengan perintah suara." Sistem Lock. Aktifkan " setelah mengucapkan itu pintu ruangan itu terkunci sangat rapat dan seketika muncul asap tebak yang merupakan gas bius yang sangat kuat.

Sang jenderal yang terkejut terbangun dari tidurnya. dan segera mendekati Imari.n dia dengan raut wajah cemas bertanya kepada Imari.

" Apa yang terjadi.., Imari apakah ada yang menyerang."

tanya jenderal itu dengan raut wajah panik, tapi imari kemudian membantah ucapan itu dengan menyebut semua baik-baik saja dengan wajah tersenyum, tanpa ada keraguan sedikitpun kepada Imari sang jenderal percaya dengan apa yang ucapkan oleh imari.

" Baiklah Imari, aku akan memeriksa staf yang lain siapa tahu kita dapat menemukan Monster gurita itu tanpa adanya korban."

" Baiklah, jenderal saya juga akan melanjutkan penelitian saya ini."

jenderal kemudian meninggalkan imari di ruangan bawah tanah sendirian bersama dengan bangkai dari Griffin itu, saat jenderal sudah keluar imari merasa lemas kakinya gemetar akibat terlalu senangnya melihat kejadian tadi, dengan tubuh yang terus bergetar mencoba mengambil Smartphone miliknya dari balik jubahnya.

" Ah..., aku sangat bahagia... Bagaimana.... Bagaimana ini..., Ah... aku bisa saja gila karena kesenangan ini." ucapnya sambil melihat photo dirinya bersama dengan ayato dan sakura adiknya saat mereka masih kecil.Sambil memandangi poto dia terus menerus bergetar tiada henti, dia terus begitu sampai akhirnya dia pun tertidur dengan lelap

8 jam kemudian.

"Imari, apakah kamu baik-baik saja, hei imari,,, imari... imari..." terdengar suara yang lembut membangunkan imari dari tidurnya, tubuhnya kedinginan akibat berkeringat semalaman.

" Uhh..., siapa itu.., hmm.. ouh ternyata jenderal.. Met pagi jenderal." ucap imari sambil menggucek kedua kelopak matanya.

"Met pagi juga--ehh bukan itu.Imari apakah kau semalaman tidur di lantai.

Imari mengangguk kan kepalanya sebagai tanda setuju. Imari kemudian di bantu berdiri oleh sang jenderal menuntunnya untuk duduk. setelah itu sang jenderal memberikan imari segelas susu coklat hangat untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan semalaman.

Sang jenderal memberanikan diri untuk bertanya kepada Imari tentang apa yang terjadi semalam. Imari yang sedang menyeruput secangkir susu hangat mulai menceritakan tentang kejadian semalam kepada sang jenderal. Sang jenderal yang baru saja mendengar ucapan Imari mulai merasa kasihan kepada Imari.

kemudian dia (sang jenderal) mengusap lembut rambut Imari. saat dia melakukan itu dia mengingat tentang anaknya yang seumuran dengan Imari.

" Aku tidak bisa membayangkan anak berumur 11 tahun mengerjakan pekerjaan orang dewasa seperti ini. "

" Jika hal ini terjadi pada putri ku, aku tidak tahu apakah aku harus bahagia ataukah harus bersedih." ucap sang jenderal sambil terus mengusap lembut rambut Imari.

Imari tau apa yang dirasakan oleh sang jenderal, dengan lembut ia memegang tangan sang jenderal sambil berkata.

"Anda harus tetap berbahagia, anda harus terus melihat anak(Jenderal) anda terus berkembang dan mencapai masa depan yang dia inginkan. "

"Saya yakin, anda akan sangat bahagia jika melihat anak gadisnya juga bahagia, benar kan ? "

Sang jenderal yang mendengar itu mulai perlahan menetes kan air mata,dia sangat tersentuh oleh perkataan Imari. setelah Imari merasa baikan dia bangkit dari kursi dan mulai meneliti semua sel tadi.

sang jenderal juga ikut membantunya dengan mengamati apa saja yang Imari lakukan.

[ Kediaman Imari ]

Sakura bersiap untuk menemui Asy'ari dan mengajaknya untuk datang ke markas pusat untuk menemui kakaknya, dia segera mengunakan pakaian casual nya dan mengambil beberapa pulpen dan juga sebuah map kecil. setelah selesai menyiapkan segala sesuatunya dia kemudian berjalan ke depan pintu sambil memakai sepatunya.

" Ibu aku pergi ketempat kakak, aku akan mengajak Ayato bersama dengan ku." teriak sakura sambil mengunakan sepatunya.

"Baiklah, tapi ingat kalian harus pulang sebelum jam makan malam. dan jika memungkinkan bawa kakak mu pulang." ucap ibunya dengan lembut sambil mendekati dirinya.

" Baiklah, nanti aku akan bujuk kakak. aku berangkat "

" Selamat jalan. "

Setalah meninggal kan kediaman rumahnya. Sakura kemudian berjalan menuju ke rumah Ayato yang merupakan tunangannya itu.

Sakura kemudian berjalan ke sebelah rumahnya, tepat di samping kanan kediaman Imari adalah rumah milik keluarga Kagiri.

Sebuah rumah dua lantai dan tepat di sebelah ada bangunan Dojo tempat untuk berlatih pedang.Sebelum menekan bel rumah Ayato dia menelepon terlebih dahulu kepada Ayato.

"..... Ayato. selamat siang, bagaimana apakah kau ingin pergi ke kantor pusat? "

"Tunggu sebentar Sakura, aku akan turun sekarang."Waktu sudah menunjuk jam 11:00. Ayato kemudian segera turun dari lantai dua, menuju ke luar rumahnya.

Dia sudah bersiap dengan baju casual khas miliknya. yang merupakan sebuah setelan baju kemeja Hitam dengan kaos berwarna putih yang di tengahnya ada gambar bunga sakura.

Tetapi saat Ayato terburu-buru dia di hadang oleh ibunya yang menyuruhnya membawa kotak makan siangnya, Ibunya Ayato tahu bahwa anaknya akan pergi berdua dengan tunangannya ke kantor pusat untuk menemui Kuroha Imari.

" Tunggu sebentar Ayato, bawalah kotak makan siang ini, dan berikan kepada Kuroha-chan dan sakura yah. "

Ibunya juga telah menyiapkan makan untuk Kuroha yang berada di markas pusat.

" Kenapa ibu repot-repot membuat makanan. "ucap Ayato sambil mengambil bekal makan itu.

Ibunya tidak menjawab pertanyaan Ayato,dan setelah itu ibunya menyuruh Ayato cepat keluar karena sakura sudah menunggunya di luar.

Setalah itu Ayato keluar dari dalam rumahnya dan melihat sakura yang sedang menunggunya. Saat itu cuacanya sedang sedikit berangin, hembusan angin menerbangkan beberapa helai rambut sakura. sambil menatap kearah sakura dia bergumam sesuatu.

" Cantik sekali... " Ayato terus menatap sakura seperti seekor serigala. Dia mencoba menahan nafsunya itu dan langsung berjalan mendekati sakura.

"Selamat siang Ayato-kun. apa yang sedang kamu bawa itu" ucap sakura dengan lembut sambil menunjuk ke arah kotak bekal makan siang yang di bawa oleh Ayato.

" Ini bekal makan siang untuk kita semua dari ibuku. dia menyuruh ku untuk membawakan makan."

Sakura yang mendengarnya entah kenapa merasa sangat senang sekali. Sangkot terburu-buru nya ia sampai lupa membawa bekal makan siangnya. sakura kemudian membawa kotak bekal makan siang itu.

dan setelah itu dia merangkul tangan Ayato.

" Maaf aku tidak membawa bekal makan siangnya. Besok kita gantian aku yang akan memasak makan siangnya Ayato. bagaimana? "

"Boleh saja, ku juga rindu dengan masakan mu sakura. "

Mereka berdua kemudian berjalan bersama menuju ke kantor pusat dengan senyuman di sepanjang jalan.