Mata Kalea membelalak saat ia di bungkam oleh dua pria yang menunggunya di depan ruang ganti. Ia tak tahu apa yang terjadi dan siapa dua orang pria itu. Semakin lama aroma menyengat yang ia hirup, semakin membuatnya hilang kesadaran.
"Bryan, Help me please," lirih Kalea di sisa-sisa kesadarannya.
Selanjutnya Kalea tidak tahu lagi apa yang terjadi pada dirinya. Hingga akhirnya sesuatu yang dingin mengenai wajahnya.
Byur!
"Egghhh!" Kalea mengerang saat wajahnya di siram air es.
"Tuan Putri sudah bangun ternyata," ucap seorang pada Kalea.
Kalea mengerjapkan matanya, mencoba membangun kesadarannya kembali. Setelah matanya benar-benar terbuka, Kalea menelisik ke sekitarnya.
"Siapa kamu?" tanya Kalea pada sosok pria yang berdiri di depannya.
Pria itu terkekeh laku mendekati Kalea. Pria itu memegangi rahang Kalea dengan satu tangannya.
"Apa kamu tidak mengenaliku, Kalea?" tanya pria itu.