Perjalanan mereka pun berlanjut ke rumah sakit kejiwaan Budi Utomo, di sana ada dokter psikiater kenalan papahnya Nayla dan sudah lama juga menjadi dokter keluarga Nayla.
Setiap kali Nayla atau Vivi merasa ada yang berbeda, seperti terlalu setres atau yang lainnya, maka Nayla akan langsung menghubungi dokter psikiater itu.
"Non, sudah sampai," kata Pak supir.
"Oh iya, Pak. Makasih banyak ya. Bapak tunggu di sini aja, atau kalau mau ke mana dulu juga gak apa-apa, nanti kalau udah selesai biar aku kabarin," ucap Nayla seraya turun dari dalam mobil dan diikuti oleh Reno di belakangnya.
"Siap, Non Nayla," jawab Pak Supir.
Pemuda berkacamata itu berjalan dengan langkah ragu di samping wanita cantik berambut panjang. Keduanya masih memakai seragam putih abu-abu dan menenteng tas masing-masing menyusuri ruangan serba putih untuk bertemu dengan seseorang yang sudah membuatnya janji sebelumnya.
"Ini ruangan Dokter Yumi," tunjuk Nayla ketika sampai di depan pintu ruangan dokter.