Pagi itu dia menelponku, untuk memintaku menemaninya fitting baju pengantin.
"Ra, bisa temani aku fitting baju?" Pinta Tasya.
Aku menghela nafas panjang, sakit rasanya.
"Maaf aku gak bisa, Sya. Aku sibuk". Jawabku berbohong.
"Ayolah, Ra. Kamu kan, sahabat aku". Tasya merengek seperti biasa.
"Kak Zein bilang, aku gak boleh pergi sendiri. Jadi ayo, temani aku".
Wah, sebelum menikah saja tampaknya Kak Zein sudah sangat perhatian pada Tasya, bagaimana nanti setelah menikah.
Karena tidak tega, akhirnya aku mau menemaninya untuk fitting baju. Aku menyarankan agar Tasya fitting baju di butik bekasku dulu.
Tasya mulai memilih-milih gaun yang akan ia pakai nanti.
"Ra, ini bagus kan?". Tasya menunjukkan sebuah gaun putih yang cukup glamour.
"Bagus".
"Kira-kira aku cantik gak, pakai ini?" Tanyanya lagi.
"Kamu cantik, Sya". Aku tersenyum. Dalam hati aku berkata. 'kalau kamu gak cantik, mana mungkin Kak Zein berpaling".
"Haura, Tasya!". Panggil seseorang.