Bagaimana tidak, semua hal yang sudah dia rencanakan bersama Kanaya di masa Devan, hancur sudah. Bahkan dia harus kehilangan wanita yang sangat dia cintai, hanya karena kesalahan satu malam, itu pun dia melakukannya dalam keadaan tidak sadar sama sekali.
Bukan hanya itu, hidupnya jadi ikut hancur. Rasa bersalah dan penyesalan selalu membayangi dirinya. Dia sama sekali tidak bisa mencintai orang lain, selain Kanaya.
Hingga sampai di kantor pun Devan masih tetap diam karena hanyut dalam pikirannya sendiri. Tentu saja Kanaya merasa sedikit tidak nyaman karena suasana yang tadinya cair menjadi beku.
"Dia marah atau gimana ya? Harusnya biasa aja sih, toh yang gue bilang tadi emang kenyataannya kan. Kalau bukan buaya terus apa dong sebutan buat cowok yang suka selingkuh sampe punya anak," gerutunya di dalam hati.
Sebenarnya Kanaya ingin memulai kembali obrolan, hanya saja dia merasa gugup dan canggung melakukannya.