Suasana tegang masih terasa di antara ketiga orang yang berdiri di depan lift. Ketiganya sempat hanyut dalam pikiran masing-masing, terutama Kanaya. Entah dari mana datangnya, tiba-tiba Kanaya terpikirkan tentang cerita saudaranya itu.
Mungkin itu hanya sekedar upaya agar dia tidak terbayangkan tentang kenangan indah bersama laki-laki di depannya.
"Udahlah, saya gak mau kepo sama urusan kalian. Yang penting sekarang ini udah jam kerja, jadi status saya sebagai atasan kalian udah berlaku. Saya gak punya banyak waktu karena ada meeting penting," kata Devan dengan nada sombong.
Lalu Kenan membalas dengan senyuman mengembang, "Baik, Bapak Devan yang terhormat. Kami juga gak punya banyak waktu karena harus segera berangkat ke kantor," ucap Kenan. "Ayok, Nay," ajak Kenan seraya menarik tangan Kanaya.
Pandangan Devan dan Kanaya sempat beradu beberapa detik, tapi kemudian Kanaya segera mengalihkan pandangan ke arah lain.