Malam itu Nayla malah memimpikan Kanaya–saudaranya yang sekarang tinggal di Singapura. mungkin karena terlalu sering mendengarkan ceritanya, Nayla jadi sampai terbawa mimpi.
Setelah Nindy dan anaknya pergi, Kanaya diam mematung beberapa saat, matanya melihat pada deretan baju-baju yang sedari tadi antusias dia pilih. Namun, pandangannya justru kosong entah ke mana. Yang pasti, luka dalam hati gadis bermata coklat itu yang sudah dia tutupi sejak bertahun-tahun lamanya, kini luka itu kembali terbuka dan ternyata rasa sakitnya masih sama tak juga berkurang dari sejak pertama kali dia mendapat luka itu.
Anak kecil tadi sangat lucu dan menggemaskan, jika dia anak Nindy, itu berarti dia juga anak dari …
"Ah, apaan sih, kok pikiran gue ke situ terus," Kanaya menggeleng cepat sembari memejamkan matanya, "pokoknya gue gak mau berurusan lagi sama mereka, hidup gue ya milik gue, hidup mereka ya punya mereka. Gak perlu lagi gue perduliin," lanjutnya.