Chereads / Dear, Husband. I Love You. / Chapter 21 - Perjalanan Bisnis

Chapter 21 - Perjalanan Bisnis

Written by : Siska Friestiani

Dear Husband, I Love You : 2021

Publish Web Novel : 21 April 2021

Instagram : Siskahaling

*siskahaling*

Note : Jangan lupa baca cerita ku "CINTA KONTRAK KERJASAMA" ya, terima kasih...

*siskahaling*

"Semuanya sudah lengkapkan? Nggak ada yang ketinggalan?" tanya Ify yang saat ini sedang memakaikan dasi untuk suaminya.

"Sudah" jawab Rio singkat. Hari ini ia harus terbang ke Thailand untuk mengurus masalah pembangunan hotel dengan Mr. Jack. Rio sebenarnya berat untuk meninggalkan istrinya sendirian di mansion. Tapi tidak ada pilihan lain, membawa Ify ikut ke Thailand hanya akan membuat istrinya itu kelelahan.

"Jangan suka telat makan disana nanti" pesan Ify, Rio mengangguk.

"Kamu juga, jangan makan sembarangan. Ingat luka di lambung kamu" kali ini giliran Ify yang mengangguk. Semenjak hubungan mereka membaik, Rio memang menjadi lebih cerewet dari pada sebelumnya. Rio bisa mengulang berkali-kali ucapannya ketika mengingatkan Ify untuk menjaga pola makannya.

"Jam berapa pesawatnya take off?" tanya Ify, Rio pun melihat jam tangannya sebelum menjawab.

"Satu jam lagi" jawab Rio. Lagi pula ia tidak perlu terbur-buru. Ia menggunakan pesawat pribadi untuk terbang ke Thailand nanti.

"Ya sudah, ayo sarapan. Aku sudah membuatkan sup jagung kesukaan mu" ucap Ify, lalu menarik tangan Rio membawanya ke meja makan.

"Kaki kamu gimana?" tanya Rio ketika sampai di meja makan.

Ify tersenyum lalu menunjukkan kakinya "Sudah lebih baik" jawab Ify.

"Ini, sup jagung kesukaan mu. Aku tidak tau ini mirip dengan buatan mama atau tidak"

Ify meletakkan semangkuk sup jagung di hadapan Rio. Rio pun langsung memakannya. Apa pun yang berhubungan dengan jagung, Rio memang menyukainya. Bakwan jagung buatan Ify lah yang menjadi favoritnya untuk saat ini.

"Bagaimana?" tanya Ify menunggu respon Rio untuk sup jagung buatannya.

"Enak, sayang" jawab Rio masih fokus memakan sup jagungnya. Ify pun tersenyum senang melihat suaminya yang lahap memakan sarapannya.

"Kamu yakin nggak mau tinggal sama mama dulu selama aku ke Thailand?" tanya Rio. Rio masih khawatir meninggalkan istrinya sendirian.

"Aku disini aja nemenin bi Martha" jawab Ify. Rio mengalah, pun Rio sudah menyuruh Ethan untuk menjaga istrinya. Seharusnya semua akan baik-baik saja, tidak perlu ada yang ia khawatirkan.

*siskahaling*

"Aku pergi ya" pamit Rio, Ify mengangguk sambil merapikan dasi Rio yang sedikit miring.

"Hati-hati. Langsung kabari kalau udah sampai" pesan Ify yang di balas oleh Rio dengan mengecup dahi Ify sayang.

"Pasti!" jawab Rio singkat. "Kalau mau pergi keluar pakai supir. Jangan pakai transportasi umum" tambah Rio.

"Iya, sayang. Udah sana, Jo udah munggu di mobil" ucap Ify, Rio kembali mengecup dahi Ify sebelum akhirnya beranjak ke mobil untuk berangkat ke bandara.

Ify melambaikan tangannya ketika mobil Rio sudah mulai berjalan meninggalkan halaman mansion.

Ify menghela napas, untuk 3 hari kedepan ia hanya berdua saja dengan Martha di mansion sebesar ini. Jika dulu mungkin Ify tidak akan merasa sesedih ini karena hubungannya dengan Rio juga belum membaik seperti sekarang. Tapi kali ini tentu saja terasa berbeda, ify merasa sedikit lebih sedih dari pada yang sudah-sudah ketika tidak menemukan kehadiran Rio di sekitaran mansion.

Tapi, ia juga tidak boleh egois kan? Rio sibuk dan harus mengurus masalah di Thailand. Ify sebagai istri tentu saja harus mensupport apapun yang Rio lakukan.

Lebih baik ia ke dapur sekarang. Menemani Martha yang selalu saja sibuk di dapur.

*siskahaling*

"Tuan sudah berangkat?" tanya Martha melihat Ify yang sudah berdiri di sampingnya.

"Sudah bi, baru saja" jawab Ify menatap Martha yang tengah mengaduk adonan tepung.

"Apa yang akan bibi buat?" tanya Ify, ia selalu penasaran dengan masakan yang Martha buat.

"Kue kering. Tuan menyukainya" jawab Martha, Ify mengangguk. Ia memang tidak sejago Martha dalam urusan dapur. Beberapa resep masakan yang Rio sukai saja, Martha mempelajarinya dari Martha. Bagaimana pun, Martha tentu saja lebih banyak tau apa yang menjadi kesukaan Rio karena Martha sudah bekerja dengan keluarga Amora sejak Rio masih kecil.

"Bibi lihat, hubungan mu dengan, tuan semakin membaik" Ify tersenyum mendengar ucapan Martha. Ia juga masih tidak menyangka jika hubungannya dengan Rio sudah membaik seperti sekarang. Dulu itu semua hanya ada dalam khayalan Ify saja.

"Hmm, doain Ify ya bi. Semoga hubungan Ify dan Rio bisa terus membaik seperti ini" ucap Ify.

"Tentu saja, nak. Bibi selalu mendoakan yang terbaik untuk mu dan tuan" balas Martha. Tanpa di minta pun Martha selalu mendoakan untuk Ify dan Rio yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Apa pun yang terjadi kedepannya nanti. Kau tetap harus percaya pada suamimu nak" ucap Martha.

"Karena keutuhan rumah tangga itu, terjadi saat kita saling percaya satu sama lain" tambah Martha, Ify mengangguk, senyumnya mengembang mendengar ucapan Martha.

"Ify akan berusaha semampu Ify untuk percaya sama Rio, bi" balas Ify, Martha mengangguk lega. Paling tidak sekarang, ia bisa sedikit lebih tenang mendengar apa yang Ify katakan.

*siskahaling*

Pesawat Rio sudah landing di Don Mueang International Airport - Thailand setelah menempuh perjalanan 3 jam 25 menit. Keramaian bandara pun langsung menyambut Rio begitu tiba di Thailand. Jo juga sudah mengonfirmasi kepada supir yang akan menjemput bahwa mereka telah tiba.

Supir yang akan mengantarkan Rio ke hotel pun sudah menunggu di pintu kedatangan. Supir yang di sediakan langsung oleh Mr. Jack begitu tau Rio akan datang langsung ke Thailand.

Rio pun masuk kedalam mobil di bagian kursi penumpang, lalu di susul Acha yang duduk di samping Rio. Sedangkan Jo, duduk di kursi depan di samping kemudi.

Rio menyandarkan tubuhnya di sandaran mobil untuk menormalkan detak jantungnya. Walaupun sudah puluhan kali menaiki pesawat bahkan menempuh perjalanan jauh sampai ke luar negri, Rio tetap saja akan merasa sedikit ketakutan ketika menaiki pesawat.

"Are you okey, Sir?" tanya Acha yang duduk di sebelahnya. Rio mengangguk tanpa merubah posisinya sama sekali.

Ia ingin menghubungi Ify, tapi lebih baik ketika ia telah sampai di hotel saja. Ify akan khawatir mendengar suaranya yang pasti terdengar berbeda jika ia menelepon istrinya sekarang.

Acha menyelimuti tubuh Rio dengan jas yang tadi sudah Rio lepas ketika turun dari pesawat. 5 tahun menjadi sekretaris Rio dan mengikuti Rio kemana pun Rio pergi ketika ada pekerjaan keluar, Acha sudah cukup mengerti bagaimana cara menghadapi bossnya ini.

*siskahaling*

Halllooooo, aku datang lagi.

Terima kasih buat kalian yang sudah mampir membaca. Jangan lupa vote komen dan reviewnya ya.

See you next chapter guys....