Kejadian teror yang menimpanya kemarin dianggap sebagai angin lalu oleh Alika. Ia berharap kalau orang itu hanya ingin menjahilinya saja tanpa berniat serius, karena walaupun dirinya menganggap sebagai angin lalu tetap saja jauh di dalam lubuk hatinya ia sedikit was-was.
Namun, sore ini tepat di jam yang sama tidak ada lagi teror yang datang padanya. Semoga saja sampai kapanpun tidak ada lagi teror padanya. Alika tidak akan memberitahu siapapun bahwa ada yang menerornya, lagipula kan itu hanya kemarin. Semoga.
Karena bosan, Alika memutuskan untuk mengunjungi rumah Omah Lisa. Gadis itu sudah siap dengan pakaian santainya, ia hanya membawa dompet kecil serta ponsel yang di masukkan ke saku celana yang ia pakai.
Membutuhkan beberapa menit untuk Alika sampai di rumah Omah Lisa dengan berjalan kaki, kini ia sudah sampai di depan pintu utama rumah Omah Lisa. Tangannya terayun untuk memencet bel.
Ting nong!
"Si—"
"Lho, Alika?"