"Erin! Jangan bersembunyi dari Kakak! Ini tidak lucu!" Lori semakin mengeraskan suaranya berharap agar jika Erin bermain petak umpet dengannya, adiknya itu akan takut dan segera mendatanginya.
"Erin! Di mana..."
"KYAA!!! ADA IBLIS!!"
"ARGH!!! ANAK SIAPA ITU?! IBLIS ITU MEMAKANNYA!!"
"CEPAT LARI!!"
Jantung Lori seketika terasa sakit. Tangannya yang memegang kantung berisikan permen dan roti-roti yang telah dia beli mulai gemetar. Wajahnya memucat, pikirannya tak bisa dicegah untuk memikirkan kemungkinan terburuk.
"Erin!!" Lori berteriak keras hingga suaranya serak. Anak laki-laki itu berlari sekuat tenaga mendekati sumber teriakan yang sebelumnya dia dengar. Itu berasal dari rumah-rumah warga yang ada di tempat terpencil itu.
"Nak, apa kau sudah gila?! Ke mana kau berlari?! Di sana ada iblis yang menyerang!" Salah satu warga menarik Lori agar tak berlari menuju tempat iblis itu berada.
