Sudut bibir Ariel berkedut, seringai lebar terukir di wajahnya. Tatapannya sejenak beralih ke anting yang menghiasi kedua telinga Antares. Ariel kembali menatap Antares dengan tatapan yang kian tajam. "Apa kau bersedia menjanjikan satu hal padaku?"
"Ya, Antares janji pada Ibu!" Antares menjawab tanpa pikir panjang. Benar-benar merman yang polos, tak heran kenapa Ursilla begitu mengkhawatirkan Antares jika merman itu bertemu orang yang salah.
"Berjanjilah, saat kau sudah menginjak usia 17 tahun, serahkan sisik kecantikanmu pada Ibu, Antares..." Mata Ariel memancarkan sorot jahat. Dia terkikik mengerikan melihat Antares yang tersentak mendengar permintaan ibunya.
"S-sisik kecantikanku?" Tangan Antares tanpa sadar bergerak memegang kedua anting yang menggantung di telinganya. Wajahnya memucat ketika mata biru safir Ariel menatap buas ke arahnya, menunggu Antares untuk memberikan jawaban.