Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Recor:D'ink

Souzen_Kaaniro
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.1k
Views
Synopsis
Atei Daha adalah seorang anak SMA biasa yang memiliki kondisi cacat. Daha kehilangan kaki kanannya di usianya yang muda karena kecelakaan yang menimpanya, bersyukur dia masih hidup. Dikarenakan dia berada di rumah sakit selama setahun Atei Daha mengulang kelas dan dimulai dari kelas 10 SMA. Ron adalah seorang mahasiswa universitas negeri biasa, menjalankan kesehariannya di sana hingga dia di bawa untuk mengikuti sebuah kasus kasus aneh yang di mulai dari kejadian tabrakan Daha. Ron ikut dalam kelompok aneh dengan orang orang yang unik, kelornpok mereka dinamakan Denams yaitu kelompok unik dalam membantu masyarakat.

Table of contents

Latest Update1
1. Awal3 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - 1. Awal

Waktu serasa terhenti di tempat gelap jam 23:55 malam serta dibawakan dengan derasnya hujan.

Seseorang terlihat seperti terbaring di tengah jalan. Dimana banyak orang terdiam setelah dentuman keras terjadi tepat di depan mereka.

"SIAL...SIAL...SIAALL...KENAPA..KENAPA AKU DIBERIKAN NASIB BURUK DISAAT AKU MENDAPAT HAL BAIK...INI PASTI BERCANDA KAN...HHHH....BODOHNYA AKU MEMIKIRKAN KEHIDUPAN YANG NYAMAN"

"Mungkin...inilah pandangan terakhirku kepada dunia"

"Dunia Itu Membenciku"

Itulah kalimat yang dia pikirkan, dengan singkatan "akhir" bagi dirinya dengan raut wajah yang terlihat seperti tidak adanya harapan, dan menutupnya dengan tangannya seperti dia akan menangis.

Seketika semua orang kaget dan langsung menuju ke tempat tersebut, sudah sangat jelas yg dilihat adalah kejadian tabrak lari.

Pria: "SESEORANG CEPAT PANGGIL AMBULAN!!... KAU CEPAT BANTU AKU MEMBAWA TUBUHNYA KE PINGGIR JALAN"

Ketika mereka mendekat mereka melihat tubuh orang tersebut telah terluka parah, dimana kaki kanannya yang patah.

Mobil polisi dan ambulan datang lalu langsung memeriksa orang tersebut lalu membawanya, sebagian orang mengikuti ambulan tersebut dan sebagian lain membantu pembersihan tkp

Disitu seseorang bernama Ron menemukan sebuah tas, dan itu adalah tas orang tersebut.

Ron: "Eeee...woyy semuanya gw dapat tas nih, dan mungkin ada data tentang dia jadi kita lebih mudah mencari informasi tentang dia"

Pria: "Wah bagus cepat bawa kesini dek"

Ron mendatangi mereka*

Ron mulai membuka satu persatu kantong tas tersebut

Ron: "Jadi disini ada beberapa buku pelajaran kelas X (sepuluh) dan barang barang lain seperti pulpen dan sedikit uang, dan ada beberapa kertas bercoret... Ah ini dia ada dompetnya... Nah iya isinya ada namanya dan beberapa tentang identitas dia"

Seketika orang orang lain menuju ke Ron untuk melihatnya*

Cewe: "Coba sini aku liat"

Dia mulai melihat semua data orang tersebut*

Cewe: "Eh...aku tak mengenalnya, seharusnya kau bawa ini ke polisi disana"

Pria lain: "Mana aku coba liat.... Eh itu ada nomor telepon orang tuanya"

Ron: "Eh iya kau benar"

Polisi mendatangi mereka untuk menanyakan kejadian yang terjadi.

Ron membawa tas dan dompet tersebut ke seorang polisi*

Ron: "Permisi pak nama saya Ron dan saya membawa sebuah barang korban"

Polisi: "Bagaimana kau bisa mengambil sebuah barang yang seharusnya kami amankan, tapi ya sudahlah bawa barangnya ke bagian sana dan lakukan penyelidikan ulang"

Ron: "Eee aku juga bakal di selidiki? Tapi aku yang membawa barang korban aku bukan tersangka"

Polisi: "Seharusnya kau jangan banyak bicara dan cepat kesana, lagipula aku tidak menyebut mu tersangka"

Ron: "Huh.. klo begitu baiklah"

KEESOKAN HARINYA.

Orang tua korban datang ke rumah sakit secepat mungkin dari pekerjaan mereka untuk menemui anaknya yang menjadi korban tabrak lari.

Di depan ruang tunggu*

Ibu korban bertanya kepada para staff rumah sakit dimana kamar anaknya dan ayah korban yang akan berbincang tentang kelanjutan si anak.

Ibu korban langsung menuju kamar anaknya

Pindah ke ayah*

Dokter: "Jadi begini Pak, kaki bagian kanan sudah tidak dapat digunakan lagi dan hanya akan memperparah kondisi si korban, jadi hanya ada satu cara pak, yaitu kaki kanannya akan di amputasi"

Ayahnya kaget, tapi ayahnya menahan rasa kagetnya tersebut*

Ayah: "Baiklah demi kebaikan dia agar cepat sembuh"

Di dalam kamar pasien

Daha: "Hi ayah ibu... jadi, apa yang di katakan dokter, apakah kaki kananku akan di amputasi"

Ibu: "Eh?..Apa... Apa maksudnya?.. Ayah? Apa kau tau sesuatu?... Tenanglah nak kau akan baik baik saja"

Ayah: "Hhh... Maaf tapi tebakan dia benar, anak kita adalah orang yang pandai dalam menebak sesuatu, dan kau benar nak... Maaf kan Ayah karena tak bisa menyelamatkan kaki kanan mu, tta-tapi asal ayah bisa membayarnya"

Daha: "Sudah kuduga..."

Ibu: "Membayarnya? Jangan jangan!?"

Ayah: "Iy-iya uang untuk perjalan kesini dan bayar obat serta kebutuhan lainnya sangat banyak terpakai, di tambah uang untuk bayar operasinya, minggu kemaren pemerintah bagian pusat memberi sebuah kabar baru kepada pegawai negeri untuk gajian selanjutnya akan di potong untuk tunjangan daerah, jadi kemungkinan ini adalah biaya terakhir untuk pengobatan, sesudah operasi ayah... Tidak tahu harus melakukan apa... Ta-tapi ayah berjanji akan mendapatkan uang lagi untuk masa depan mu nak "

Ibu: "Hhhh... Kadang hidup menjadi sangat sulit"

Sesudah operasi berlalu

Dokter: "Jadi kamu harus menggunakan cane atau tongkat ini terlebih dahulu, ayo coba berjalan di ruangan sana aku akan memandumu"

Ayah: "Ayo Daha"

Daha: "Baik-lah aku akan mencobanya"

Dipertengahan melatih menggunakan cane dengan ayahnya di sampingnya. Daha melihat seseorang yang dia anggap mengalami hal yang sama dengannya. Orang itu mengalami kembutaan.

Daha: "Ayah, orang itu... Apakah dia tidak bisa melihat"

Ayah: "Hmm... iya nak, sebenarnya ayah kenal dia, dan ayah adalah teman dari ayahnya, dia bernama Derna, dia berkelahi dengan beberapa preman karena para preman yang ingin merampoknya, sayangnya matanya tidak selamat, para preman itu ada banyak dan dia sendiri, kedua matanya di tusuk dengan pisau cutter beruntungnya ada seseorang yg lewat dan melihat kejadian tersebut dan menyelamatkan hidup Derna, kami juga ketika kejadian tersebut cukup bingung karena tidak mengetahui siapa orang menyelamatkan hidupnya"

Daha: "Hoooo... Hidupnya pasti sulit, kenapa ayah tak menyapanya?"

Ayah: "Tidak usah, biarkan dia menjalaninya dulu ayah tidak ingin mengganggunya, lagipula dia jarang datang ke rumah sakit, karena biasanya sesudah kejadian yang menimpanya dia hanya diam di rumah dan dokter yang datang kerumahnya, mungkin dia sudah punya suatu ambisi.... Selain itu ayo cepat lanjutkan jalannya, pelan pelan dulu menggunakan tongkat untuk pertama kali cukup terbilang sulit"

Daha: "Ba-baiklah"

SELANJUTNYA....

Beberapa hari telah berlalu, beberapa bulan telah berlalu, hingga setengah tahun berlalu. Daha tidak dapat melanjutkan sekolahnya hingga dia tertinggal kelas, Daha tidak terlalu memikirkan hal tersebut karena dia sudah mengetahui itu, tapi bagi orang tuanya itu adalah dampak shock yang cukup besar bagi mereka.

Sekarang Daha berusia 16 tahun dan akan disiapkan untuk kembali melanjutkan sekolahnya, yaitu dimulai dari kelas 10