Chapter 22 - 22

" Dan.. ".

Danu menoleh. " Kamu Ros ".

" Kamu datang juga ?".

" Kenapa ?".

" Kamu tidak kecewa ?".

Danu menatap Ros amat lama, Ros juga tatap Danu sama lamanya, kemudian Danu menggeleng membuat kening Ros berkerut tajam.

" Semua kita sama, yang kita inginkan adalah membuat seorang yang kita cinta hidup bahagia. Aku sukses lakukan itu Ros ".

" Maksudnya ?".

" Warni pasti akan bahagia disamping Perwira muda itu, Warni akan menjadi wanita terhormat bersama dengan dia, apa itu tidak cukup ?".

Ros gelengkan kepala. Ros tak yakin kalau yang bicara disampingnya adalah Danu, Danu yang ia kenal sejak SMA, Danu yang ia tahu amat mencintai Warni temannya.

" Ini semua ulah Mamanya ".

" Mamanya ?".

" Wanita yang pernah kau tolong itu menjodohkan Warni dengan keponakannya itu. Ia segerakan pernikahan agar Warni tak punya kesempatan memilihmu ".

" Itu pantas Ros ".

" Padahal ayah Warni amat setuju sekali jika Warni bisa menikah denganmu Dan ".

" Masa ?".

" Ya.. mama Warni sendiri yang mengakuinya padaku kemarin ".

Danu husap mukanya. Sebenarnya cerita Ros tak perlu ia dengar. Itu dapat menambah luka hatinya yang sudah menganga. Itu akan menambah kegetiran yang kini Danu punya. Tapi Ros tetap tak salah, ia hanya sampaikan apa yang ia tahu, Ros juga tak punya niat menambah gores hati Danu.

Ros serasa tak mampu beranjak dari tempat duduknya, Ros merasa ia lebih baik duduk terus disamping Danu dan memandangi gemuruh pesta yang lumayan riuh, dentuman suara musik sesekali kalah juga dengan tawa renyah para undangan yang kebetulan ketemu teman lama dalam suasana pesta.

Sesekali Ros juga melirik Danu yang lebih banyak menundukkan kepala. Ros tahu kalau Danu begitu terluka, tapi Danu berusaha keras untuk tidak terbawa larut dalam carut marut pikirannya yang galau.

Ros sebenarnya juga menyimpan hati pada sosok Danu yang penuh dengan balutan kesederhanaan.

Tapi Ros yakin akan menemukan benturan, Mama Warni belum seberapa jika dibanding dengan Mamanya yang punya prinsip yang aneh dimata Ros.

Sehingga Ros lebih memilih diam, karena Ros yakin, jikapun dia mampu menyakinkan Danu untuk mencintainya akan terjadi kasus kedua, dan bahkan bisa lebih parah dari Warni.

Cinta kadang memang Aneh ...

Dunia sering tampak tak bersahabat .....

Tapi itulah Dinamika...

Cinta kadang begitu punya arti...

Kadang begitu berharga sekali ...

..... Tetapi,

Sering dapat terganti...

... dan

........Terbeli.

TAMAT