Davin tersenyum lembut, sembari mengusap kepala sang istri. Ia luruhkan semua keterkejutannya, lalu berusaha bersikap biasa saja. Ada satu hal yang juga ia pelajari dari Edward. Ketika ada masalah, di saat punya salah, ia harus tetap menghadapinya. Tak peduli seberapa besar resiko yang akan datang. Untuk mendapatkan ketenangan, memang harus ada sebuah pertanggungjawaban.
Davin berdosa. Tidak hanya pada Mirabel, tetapi juga pada kedua orang tuanya, dan tentu saja termasuk istri dan anaknya. Jika ia kabur lagi seperti yang ia lakukan belakangan ini, ia jamin kekalutan dan kegelisahan akan kembali merangkap hatinya. Dan semua kelegaannya akan terasa sia-sia. Lagi pula, Davin memang telah berjanji untuk membuat putrinya—anak di kandungan Mirabel—dapat diterima dengan baik oleh keluarganya. Mungkin saat inilah waktu untuk merealisasikan janjinya tersebut.
"Davin ...?" lirih Clara, sembari menatap wajah sang suami dengan wajah yang telah basah oleh air mata. "Kamu tidak akan ...."
