Michael meletakkan segelas milkshake dan seporsi kue lapis di hadapan wanita yang ia puja. Kafe masih menjadi tempat mereka berdua bersantai sembari berbincang banyak hal, setelah sebelumnya dipisahkan oleh jarak antar benua.
Hujan turun cukup deras malam ini, membuat hawa dingin menyusup ke dalam pori-pori. Aroma segar dari rinai itu pun menguar, melingkupi kawasan sekitar kafe yang temaram. Atap loteng tempat itu mengeluarkan suara denting berkat air yang bercucuran dari angkasa kelam.
Suasana sungguh syahdu dan ademnya bukan main. Namun meski begitu, Feline tetap menginginkan air dingin untuk melepas dahaga yang bersemayam di kerongkongannya sejak tadi.
"Aku buatkan makanan hangat, ya?" tawar Michael penuh perhatian dan sebenarnya hatinya sangat cemas.
Feline menggeleng cepat. "Tidak mau, aku dehidrasi. Maunya yang dingin-dingin," tolaknya.
"Kamu tidak lihat itu sedang hujan deras? Dingin, Sayang. Dan belakangan ini kan kamu di negara bermusim dingin. Nanti kamu sakit kalau—"
