Jovanka melangkah dengan berlahan menuju balkon tanpa sengaja tatapannya mengarah pada sang ayah yang tengah berusaha memetik buah mangga untuk nya. 'Elang, aku tengah mengandung anakmu. buah cinta kita. cinta sebelum kamu mengkhianati cintaku.' kata Jovanka dalam hati. air matanya mengalir tanpa mampu Jovanka tahan, rasa sakit dan sesak kini bercampur dalam hatinya mengingat Bagaimana penghianatan Elang dengan wanita lain dan kini ya harus mengandung benih dari sang suami yang telah menyakiti.
"Aku berharap tidak bertemu lagi denganmu. walau rasa sakit dan rindu kini menyiksaku." kata Jovanka laki-laki air matanya mengalir tanpa mampu ya cegah.
"Sayang, maafkan mama. Mama kan selalu menjagamu ayah bersama kita, Mama janji akan memberikan yang terbaik untuk saya." kata ucapan nikah tangannya terulur mengelus perutnya yang masih rata.