Jam pulang kerja, para karyawan keluar kantor, di ruangan sang Presdir, Devan yang memegang sebuah map berisikan surat lamaran Mila. terlihat jelas nama Karmila namun yang membuat dahi Devan berkerut nama belakang Karmila Hartanto. setau Devan Budi Hartanto hanya memiliki satu putri dan namanya bukan Karmila melainkan Jenni Hartanto.
" Ben... selidiki siapa Karmila dan apa hubungannya dengan keluarga Hartanto kenapa namanya belakangnya bisa sama. aku mau besok siang kau memberikan informasi dengan detail "
" Baik tuan.."
Devan memasuki kamar pribadinya yang masih satu ruangan berniat untuk Menganti jasnya. saat keluar dia melihat Mila yang sedang membersihkan ruangannya. tanpa sepengetahuan Mila, Devan duduk di sofa meliat semua gerak gerik Mila.
" Kenapa kamu masih bekerja bukannya ini jam pulang kantor " Mila yang kaget karena suara di belakangnya.
" Sebentar lagi saya akan pulang Tuan..setelah saya membersihkan ruangan anda "
" Baik, selesaikan tugasmu.. saya pergi dulu "
setelah kepergian Devan, Mila melanjutkan pekerjaan dengan cepat. " Akhirnya selesai juga " Mila kembali ke pantri berniat mengambil tasnya di loker, tiba - tiba seseorang menariknya.
Buugg....
Mila yang tidak siap tersungkur kebelakang. punggungnya membentur tembok yang cukup keras. membuatnya meringis kesakitan.
" Akhirnya hari yang aku tunggu-tunggu datang juga hahaa..."
Mila yang merasakan sakit di punggung di tahannya dan dengan berlahan melihat siapa yang menyerangnya.
" Resti apa yang kamu...?"
Bugg...
" aaahhhh....Tolongggggg "
" Kalian cepat bantu aku, seret dia ke gudang di sana tempat yang aman untuk kita melakukannya.."
" Tolongg lepaskan a...ku.." suara Mila mulai melemah akibat pukulan di belakang kepala yang di terimanya.
" Cepat masukan Mila dalam gudang dan kunci pintunya " setelah berhasil mengunci gudang, mereka bergegas pergi mereka tak ingin satpam memergoki mereka.
saat mereka di dalam mobil, Nisan yang merasa ketakutan jika apa yang mereka lakukan pada Mila di ketahui oleh Presdir pasti mereka akan di pecat dan lebih fatal lagi masuk penjara. membanyakan dinginnya pencara semakin membuat Nisa ketakutan, akhirnya Nisa berucap.
" Resti bagaimana jika ada melihat aksi kita tadi, pasti kita tidak akan selamat.."
" Kamu tidak perlu Taku bukannya CCTV di pantri sedang bermasalah ini menguntungkan bagi kita...aku nyakin tidak ada yang melihat aksi kita percayalah "
" Resti aku setuju apa yang di katakan boleh Nisa. kamu tau kan kita bekerja bersama siapa Tuan Devan, keamanan perusahaan tidak main-main '
" Kalian terlalu jauh berfikir. Tuan Devan tidak akan mengurus hal kecil seperti itu "
di sebuah hotel mewah Devan yang sedang mengadakan pertemuan dengan rekan bisnisnya. merasakan ada rasa tidak nyaman namun Devan tidak tau apa. sehingga mengabaikan perasaan yang mengganjal di hatinya.
" Tuan Devan bagaimana dengan kesepakatan kita "
" Baik, aku setuju.."
" Ben siapkan orangmu untuk mengawal sampai di pelabuhan dan lakukan dengan rapih "
" Siap Laksanakan perintah tuan.."
usai melakukan pertemuan, Devan memasuki Lamborghini Gallardo salah satu mobil kesayangannya.
" Ben.. kirim orangmu di tempat lain bagi di titik tertentu, ini jebakan jangan sampai kita masuk perangkapnya " Devan menghubungi Ben asisten sekaligus orang kepercayaannya mengunakan alat komunikasi yang tidak di ketahui oleh banyak orang, hanya orang-orang tertentu yang memiliki bahkan anak buahnya tak ada yang memilikinya selain Ben .
entah rasa apa yang membuatnya kembali ke kantor, sedangkan jalan yang akan di tujunya apartemen kesayangannya.
memasuki halaman kantor satpam yang melihat tuannya datang menghampiri.
" Tuan Devan anda kembali apa ada sesuatu yang tertinggal "
" Hum '
Devan bergegas menaiki lift, dengan langkah lebar memasuki ruangan nya, entah apa yang di carinya sesampainya disana Devan hanya berdiri di tengah ruangan. berniat akan keluar tanpa di duga, Devan melihat sapu yang tadi di bawa Mila saat membersihkan ruangannya. ' Aneh kenapa dia menaruhnya disini bukannya di belakang ' tanpa berfikir aneh Devan kembali memasuki lift saat pintu Lift akan tertutup Devan mendengar salah satu satpam yang mengatakan keanehan pada CCTV di bagian pantri yang akhir-akhir ini rusak. mendengar itu Devan mengurungkan niatnya untuk kembali, melainkan keluar dari lift.
" Apa maksud kalian jika akhir - akhir ini CCTV pantri sering rusak, apa ada penyusup di kantor ini..?"
" Tuan Devan...i..itu "
" cepat katakan dengan jelas apa ada penyusup ke dalam kantor...?"
" Periksa bagian keamanan. lihat apa ada yang mencurigakan di kantor ini cepat..!!!" bentak Devan. salah satu satpam memanggil keamanan bagian CCTV.
Devan melihat pergerakan di area pantri tidak ada hal yang mencurigakan. namun saat Devan akan beranjak, Devan melihat ada yang dengan sengaja merusak cctv.
" Periksa cctv yang tak jauh dari pantri pasti ada yang tidak beres ' perintah nya penuh penekanan.
" Baik tuan..."
cctv di putar dan menujukan sesuatu yang membuat mata Devan merah penuh kemarahan. Devan melihat bagaimana Mila di pukuli oleh tiga orang wanita yang tak lain karyawan di perusahaan nya. yang lebih menyakitkan bagi Devan melihat saat mereka menyeret Mila yang sudah pingsan ke dalam sebuah gudang. tanpa menunggu lagi Devan berlari kearah gudang yang terkunci dari luar. Devan menyuruh mereka mengambil kunci cadangan. pintu terbuka Devan mencari Mila yang tergeletak di lantai dalam posisi masih pingsan.
Devan mengangkat tubuh Mila dan membawany pergi kerumah pribadinya. rumah yang tak seorangpun tau selain Nenek dan Ben ada pun anak buahnya itu hanya mereka yang bertugas menjaga keamanan tempat tinggal nya.
sampai di kediaman pribadinya, Devan mengangkat tubuh Mila ala bridal style. membaringkan di kamar pribadinya, Ben yang menyaksikan hal itu tak menyangka jika Tuannya yang anti perempuan bisa bersikap lembut pada seorang Mila.
Ben yang di hubungi oleh Devan saat di perjalanan tadi. dengan sigap menghubungi dr pribadi keluarga Devan. tak Berapa lama sang dr datang.
" Bagaimana keadaannya, apa ada sesuatu yang serius " melihat sikap Devan yang peduli pada gadis yang sedang berbaring di kamar pribadi sahabatnya. ' Kamu gadis yang istimewa ', gumamnya.
" Tidak ada yang serius, hanya saja dia dehidrasi karna kekurangan cairan dan bagian punggung yang birru keunguan akibat pukulan benda keras. aku memberikan suntikan vitamin biarkan dia beristirahat " terangnya
" Hum "
" Cehh..kembali kesifat aslinya, menyebalkan "
" Kalau masih mau di banyar jangan bertingkah menyebalkan "
" Ben....jika kau mau mencari pekerjaan yang lain, aku siap menerimamu..tenang saja aku berbeda darinya " Elang yang suka memancing amarah Devan pun bergegas keluar dari kamar Devan dengan cengiran yang penuh kemenangan.
" siapapun pelakunya aku pastikan, mereka membayarnya lebih pedih dari yang kamu rasakan "