Dua hari Setelah percakapan dengan Pak annas dan Bintang waktu itu, hari ini peresmian serah terima jabatan di laksanakan, Bulan merasa gugup dengan ucapan Bintang waktu itu.
"persiapkan dirimu." kata-kata itu tergiang di kepala Bulan, Beberapa pegawai sudah datang. halaman kantor sudah mulai di penuhi dengan bunga ucapan.
"Lan," tegur Anis saat melihat Bulan berjalan sendirian.
"Eh Iya," sahut Bulan yang tersadar dari lamunannya.
"Lo disini tapi pikiran Lo di tempat lain."
"Enggak kok." Bulan mencoba bersikap biasa saja, menatap ekpresinya.
"Lo masih mikirin Johan ya?" tanya Anis dengan menyenggol lengannya.
"Enggak, Nis," jawab Bulan, "Aku tidak akan menyesal untuk orang yang tidak setia denganku." lanjut Bulan.
Tin... tin... tin
Tiba-tiba klakson mobil berbunyi saat memasuki area kantor, semua orang minggir dan memberi jalan mobil itu. mobil itu berhenti tepat di hadapan Bulan dan Anis, nampak seorang pria dengan setelan jas hitam keluar dari mobil itu, semua wanita yang ada di sana sangat kagum pada sosok Bintang yang terlihat tampan dan mempesona.
Saat Bintang melihat sekelilingnya, pandangannya jatuh pada Bulan yang mengenakan dress selutur dengan lengan se sikunya, jantung Bulan berdetak lebih kencang dan mulai merasa gugup dengan tatapan Bintang, hingga kaki Bintang melangkah ke dalam kantor jantung Bulan masih bedegub dua kali lebih cepat.
"ya alloh, Lan, dia liatin ke arah kita." Anis histeris dengan sendirinya saat Bintang telah masuk kekantor.
"Masak sih, kamu aja kali yang ngerasa." Bulan mencoba menetralkan perasaannya, ia tidak ingin berharap banyak dengan sesuatu hal yang belum terjadi.
Semua tamu terlihat sudah hadir, Bulan dan Anis menyudahi percakapannya tentang Bintang, karena Ia sadar hanya akan mengganggu pikiran mereka.
Mc sudah mulai membacakan tatanan acara, dan menyebut satu persatu undangan penting yang sudah hadir, hingga momen Pak Anas memberikan Jabatan pada Bintang datang.
"Disini saya memberikan pengumuman pada kalian, pegawai dan para partner perusahaan STARGROUP, dan juga untuk seluruh wakil dari kantor cabang. Saya Annas Alfahrie menyerahkan jabatan saya kepada anak semata wayang saya Bintang Alfahrie." sambutan Pak Anas di ikuti gemuruh tepuk tangan para tamu undangan.
"Terima kasih untuk papa, saya akan menjaga amanah ini dengan hati-hati, namun di momen ini. saya Bintang Alfahrie akan mengumumkan sesuatu."
'Degh'
Bulan kembali tersentak saat mendengar ucapan Bintang, ia menoleh ke arah Bintang dan ternyata Bintang sedang menatapnya.
"apakah dia akan mengumumkan pernikahan ini? apakah dia mau mengakui ku sebagai istrinya?" Bulan hatinya di penuhi pertanyaan tanpa jawban.
"Saya akan memberitahu semua bahwa saya sudah memilih pasangan hidup saya. ia adalah.."
"Sandra," tiba-tiba suara lain datang dari belakahg podium, dan datanglah seorang gadia cantik, putih tinggi di balut dress selutut tanpa lengan,
Bintang, Bulan, Raka dan pak Annas di buat kaget dengan ulah Alex. ia menuntun putrinya untuk bejejer dengan Bintang.
"Hari ini, Sandra dengan sengaja datang di acara ini tanpa sepengetahuan Bintang, jadi bagaimana apa kamu terkejut?" tanya Alex.
"Ya," jawab Bintang dengan ketus. ia menatap sosok Bulan yang tak jauh dari panggung itu.
'apa ini yang kamu bilang tentang mempersiapkan diri?' seolah begitulah tanya Bulan dari tatapan matanya yang nanar dan bekaca-kaca.
Bintang ingin sekali turun dari panggung, namun Alex menahan dia.
"Bintang, apa kamu mau mengikat hubungan kalian sekarang?" tanya Alex
"em.. " Bintang terlihat gugup, namun suara para pegawai meminta untuk melamar Sandra saat itu.
"lamar... lamar... lamar." teriak serentak para pegawai.
Bintang tidak bisa melakukan apapun, ia memasangkan cincin untuk Sandra begitu juga Sandra.
"Duh Lan, mereka serasi banget nggak sih? aku kapan ya ketemu jodoh," ucap Anis yang terlihat kagum dengan Bintang dan Sandra.
"Iya,"
"Nis, gue ke toilet dulu."
Bulan berjalan cepat menuju toilet, namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat di hadang oleh Raka.
"Nyonya, apa anda baik-baik saja?" tanya Raka.
"Ya, saya baik-baik saja."
"Dalam waktu dekat kalian akan mendapatkan undangan pernikahan Sandra dan Bintang." di sela-sela pembicaraan Bulan dan Raka mereka mendengar pengumuman yang di buat oleh Alex.
"Nyonya ...." belum sempat meneruskan ucapannya Bulan sudah pergi menuju toilet wanita, Raka berhenti mengikuti Bulan ia menunggu dari kejauhan. namu. karena terlalu ramai ia lengah, Bulan sudah pergi meninggalkan kantor, Bulan tidak menyangka akan sesakit ini, ia tidak tahu satu minggu di surabaya membuatnya mulai mencintai Bintang,
Bintang yang mendapat laporan Raka mengira Bulan pulang, ia meninggalkan acara dan segera menuju kediamannya. namun tidak menemukan Bulan. bahkan Bu mina dan para satpam tidak melihat Bulan datang.
Bintang tidak berfikir lama ia segera menuju kediaman Wibowo. namun ia tidak menemukan Bulan.
"Bin. kamu harus cari tahu keberadaan Bulan. jika kamu tidak bisa menjaganya, kembalikan pada ayah. karena ini smua memang salah ayah," ucap Wibowo saat mengantar Bintang menuju mobilnya.
Bintang segera mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari Bulan. begitu pula Annas dan Wibowo. mereka saling bertukar informasi tentang keberadaan Bulan terakhir.
Hingga larut malam belum ada yang memberi informasi tentang keberadaan Bulan, kesehatan Wibowo tiba-tiba melemah, Bintang memerintahkan Nathan untuk datang ke rumah Wibowo. sedanhkan dia dan Raka masih melanjutkan menyusuri tempat yang sering di kunjungi Bulan, bahkan ia menanyakan ke beberapa temannya. namun jawaban mereka sama 'Tidak tahu'.
Bintang menghentikan pencariannya dan memutuskan menemani Wibowo, ia mencoba menenangkan Wibowo yang terlihat sangat Down. saat menemani Wibowo ia tidak bisa tidur semalaman, sedangkan Raka masih memantau anak buahnya yang sedang melanjutkan pencarian.
"Sudah seharian, kalian belum juga menemukan nyonya Bulan?" tanya dalam nada Amarah yang tinggi.
"Saya tidak mau tahu, cari hingga ke luar kota bahkan ke luar negri," bentak Raka pada anak buahnya.
"Emang kenapa Bulan sampai pergi, Ka?" tanya Nathan yang masih berjaga di rumah Wibowo.
"Sandra datang tiba-tiba, dan pak Alex meminta Bintang melamar Sandra pada saat acara serah terima jabatan," jawab Raka.
"Terus Bintang mau?"
"Mau bagaimana lagi, di saksikan banya pasang mata, undangan ternama, Bintang menjaga nama baik pak Annas juga."
"Bodohnya Bintang nggak sembuh-sembuh, kan bisa menolak dengan halus."
"Kabarnya, pak Alex mengetahui hubungan Bintang dengan Bulan, tapi ntahlah." Raka mengehela nafas panjang.
"Dulu menolak menikah dengan Bulan, sekarang Bulan pergi buat heboh satu jakarta." keluh Nathan.
"Biarlah, suka-suka dia than." Raka melepas sesaat beban di pundaknnya.
Bintang masih menjaga Wibowo hingga dini hari sembari menunggu informasi baik dari Bulan. Bintang belum menyadari sejak kapan ia mulai memberi ruang di hatinya untuk Bulan, bahkan ia sangat merasakan kosong saat kehilangan Bulan belum genap 24jam.
Saat sedang berjaga tiba-tiba tubuh Wibowo kejang dan membuat Bintang panik.
"Nathan, Raka," teriak Bintang.
Bersambung....