Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Hello, Mommy!

🇮🇩Siskafriestianii
--
chs / week
--
NOT RATINGS
6.6k
Views
Synopsis
Viona Rose Kimberly, harus menjalani hidup sebatang kara di usianya yang baru genap 24 tahun. Kecelakaan yang terjadi di malam ulang tahunnya itu membuat Viona harus kehilangan kedua orang tuanya. Apa yang harus Viona lakukan saat penyemangat hidupnya sudah pergi meninggalkannya? Haruskah Viona juga pergi meninggalkan negara yang menjadi tanah kelahirannya? Meninggalkan semua memori manis yang sudah ia lewati selama 24 tahun dengan kedua orang tuanya? * Christian Jhon Travis, Milyader muda yang harus merawat bayi laki-laki, putra dari kakaknya Arnold Jhon Travis dan Carolyn Lucia Travis yang meninggal karena kecelakaan tragis yang mereka alami. Tapi apa jadinya jika kecelakaan yang terjadi malam itu juga merenggut nyawa sepasang suami istri yang ternyata memiliki putri berusia 24 tahun? Apa yang harus Christian lakukan sebagai bentuk tanggung jawab? * Hello, Mommy! Written by : Siska Friestiani Publish Web Novel : 02 Maret 2021 [HANYA DAPAT DI BACA DI WEB NOVEL]
VIEW MORE

Chapter 1 - Berita Mengejutkan

Written by : Siska Friestiani

Hello, Mommy! : 2021

Publish Web Novel : 02 Maret 2021

Instagram : Siskahaling

*siskahaling*

BOUGENFIL RESTO, Portland. Amerika Serikat.

"Kau jadi pulang cepat hari ini?" suara merdu milik ibunya itu terdengar di seberang sana. Viona menjepit ponselnya di antara telinga dan bahunya. Tangannya masih sibuk menyusun piring di atas nampan. Berisi Egg Muffin pesanan pelanggan.

"Jadi, Bu. Aku akan pulang cepat hari ini" jawab Viona, sambil membersihkan tangannya dengan tisu.

"Baiklah, Ibu dan Ayah akan menunggu mu" ucap Martha.

"Hmm, aku akan pulang sebelum matahari terbenam nanti" balas Viona lalu memegang ponselnya setelah di pastikan tangannya sudah bersih.

"Sampai jumpa di rumah nanti, sayang"

"Hmm, see you, Bu" ucap Viona, lalu sambungan terputus begitu saja.

"Viona! Apa yang kau lakukan, huh! Kenapa kau lama sekali? Pelanggan di meja nomor 7 sudah menunggu dari tadi" omel Elanor. Viona mengabaikan saja, Elanor memang tidak pernah suka padanya sejak pertama kali ia melamar kerja di Bougenfil Resto. Entah apa sebabnya, yang pasti Elanor selalu saja mencari masalah dengan Viona, seperti ini contohnya.

"Cish, dasar jalang tidak tau diri" dumel Elanor, lalu beranjak pergi dari sana.

*siskahaling*

"Silahkan di nikmati, Tuan" ucap Viona tersenyum ramah, pekerjaannya sebagai pelayan resto menuntutnya untuk selalu tersenyum ramah dengan para pelanggan.

"Viona? Layani pelanggan baru meja nomor 9"

Viona baru saja ingin menghela napas, tapi lagi-lagi Elanor sudah memanggilnya dengan pekerjaan baru. Padahal dari tadi, Elanor tidak melakukan apa-apa, hanya berdiri di dekat kasir entah apa yang sedang wanita itu lakukan.

"Tidak bisa kau melayaninya dulu? Aku harus mengantarkan lagi pesanan lainnya" ucap Viona pelan agar tidak menganggu pelanggan resto.

"Kau pikir aku tidak sibuk?" sungut Elanor kesal dengan tangan terlipat di dada.

Sabar Viona, sabar.

Rapal Viona dalam hati. Jika tidak banyak tamu seperti ini, Viona mungkin akan merobek wajah Elanor yang sekarang terlihat menyebalkan.

"Kau hanya berdiri di situ dari tadi tidak melakukan apa pun. Itu yang kau bilang sibuk?" balas Viona, raut wajah Elanor berubah kesal.

"Kau! Siapa kau berani berkata seperti itu pada ku hah?" pekik Elanor kesal, mengundang perhatian para pelanggan resto.

"Viona, sudah" Emily datang menengahi. Mengusap pundak Viona menenangkan.

"Kau lihat kalian menjadi perhatian para tamu resto? Sudah abaikan saja, aku yang akan melayani pelanggan di meja nomor 9" ucap Emily tak lupa dengan senyum manis yang selalu saja perpatri di bibirnya.

Viona mengangguk saja, menatap Emily dengan tatapan terima kasih.

"Terima kasih, Emi"

"Tidak masalah, ini juga bagian dari pekerjaan ku" balas Emily lalu beranjak pergi menuju meja nomor 9.

Viona bersyukur ia masih memiliki teman seperti Emily. Gadis berusia 26 tahun ini selalu saja membantunya disaat ia sedang kesulitan.

Tidak ingin membuat pelanggan menunggu lama, Viona bergegas mengantarkan lagi pesanan lainnya.

*siskahaling*

Viona mengusap keringat di dahinya sambil menghembuskan napas. Hari ini pelanggan resto lebih ramai dari pada hari biasa. Ia dan pelayan lainnya bahkan sedikit kerepotan.

Viona melihat jam yang melingkar di tangannya. Jam 06 : 17 PM. Ia sudah terlambat 17 menit dari jam pulang yang ia janjikan dengan ibunya. Viona buru-buru merapikan loker, lalu mengambil tas dan langsung keluar dari ruang ganti.

"Vio....."

"Aku buru-buru, aku harus segera pulang. See you tomorrow, Emi" pamit Viona ketika Emily datang sambil membawa paper bag berisi kado untuk Viona. Viona hari ini sedang berulang tahun dan Emily sudah menyiapkan kado untuk Viona dan akan di berikan sepulang kerja. Tapi sepertinya ia harus melakukannya besok karena Viona tadi terlihat sangat buru-buru tadi.

Viona melihat ke sekeliling untuk mencari taksi yang lewat. Ya, hari ini sepertinya Viona harus merelakan uangnya lebih banyak untuk pulang menggunakan taksi. Jika menunggu bus seperti biasa, Viona takut ia akan semakin terlambat.

"Ohh?" Viona tersenyum ketika akhirnya sebuah taksi terlihat menuju ke arahnya, Viona pun melambaikan tangan memberhentikan taksi.

"Perumahan Monroe County" ucap Viona sebelum sang supir taksi menanyakan lokasi pengantaran.

Lalu taksi pun melaju meninggalkan pelataran resto yang sampai sekarang masih juga ramai. Untung saja Viona sudah mengambil shift pagi, untuk menggantikan Viktor.

Viona menatap jam tangannya kembali, 06 : 30 PM. Ya Tuhan, kenapa harus macet. Dumel Viona dalam hati. Ia sudah terlambat pulang, Martha pasti akan mengomelinya nanti ketika ia sampai di rumah.

"Sepertinya di depan terjadi kecelakaan, Nona" ucap sang supir taksi. Viona mengangguk saja. Sepertinya memang ada kecelakaan besar yang baru saja terjadi. Bahkan taksi yang ia naiki ini tidak bergerak sama sekali karena padatnya kerndaraan.

Hahhh, semoga saja ibu dan ayah-nya mau memaklumi keterlambatannya pulang. Lagi pula jalanan yang macet bukan kesalahannya kan? Jadi semoga saja ini bisa menjadi alasannya nanti ketika ibu-nya mengomel karena ia pulang terlambat.

Viona mencoba melihat ke depan. Tidak ada yang bisa Viona lihat selain kendaraan yang juga terjebak macet sama seperti dirinya.

Viona mengeluarkan ponselnya, lebih baik ia mendengarkan musik selagi menunggu kemacetan terurai. Jarak rumahnya juga masih jauh, Viona tidak sanggup jika ia harus jalan kaki untuk sampai kerumah. Ia sudah lelah bekerja, Viona tidak memiliki tenaga lagi untuk berjalan kaki sampai ke rumah.

Sampai akhirnya, Viona tertidur karena tubuhnya yang terlalu lelah.

*siskahaling*

"Nona..?"

"Ah, ya?" Viona tersentak dari tidurnya saat sebuah suara terdengar di telinganya.

"Kita sudah sampai" ucap si supir taksi. Viona mengangguk, lalu merapikan sedikit penampilannya yang terlihat berantakan.

"Terima kasih" ucap Viona menyerahkan dua lembar uang 10 dollar kepada si supir taksi.

Viona berbegas masuk ke dalam rumah. Pasti ibu dan ayahnya sudah menunggu lama. Viona harus menyiapkan diri jika nanti-nanti ia harus mendengar omelan ibunya.

Viona membuka pintu dengan kunci cadangan yang ia bawa. Tapi seketika suasana gelap yang pertama kali Viona lihat. Dengan bermodalkan cahaya senter dari ponselnya, Viona akhirnya berhasil menemukan saklar lampu.

Hening! Tidak ada siapa-siapa. Dan keheningan yang Viona rasakan saat ini benar-benar keheningan yang terasa sangat menakutkan.

Ponsel Viona berdering, sebuah panggilan dari nomor baru masuk. Viona pun langsung mengangkat panggilan telepon.

"Hallo?" sapa Viona.

"Selamat malam, bisa kami bicara dengan Nona Viona?" tanya seseorang di seberang sana.

"Ya, saya sendiri" jawab Viona dengan kebingungan yang mulai mendera.

"Begini Nona, kami dari pihak rumah sakit ingin menyampaikan jika Tuan Antonio dan Nyonya Martha baru saja mengalami kecelakaan dan sedang berada di ruang IGD"

Dan Viona, seketika merasa dunianya runtuh....