"Tidak, sayang. aku hanya merindukanmu. sudah lebih dari dua minggu kita tidak bertemu, apakah kamu tahu jika dia sangat merindukan rumahnya." Harun mengarahkan tangan Lisah kearah juniornya.
"Kamu, tahu kita ada dimana?" Lisah mengarahkan pandangan keseluruhan ruang perawatan.
"Aku, tahu tapi dia tidak tahu. sekarang apa yang harus aku lakukan?" Ucap Harun, menunjuk miliknya yang menegang sempurna.
"Kita, akan melakukanya setelah kita pulang ke rumah. bisakah kamu katakan padanya, agar bersabar?" Ucap Lisah.
"Dia tidak mau, bagaimana jika. kamu yang mengatakan padanya, mungkin dia akan menurut jika kamu yang mengatakannya." Kata Harun.
"Jika, aku yang mengatakan akan memakan waktu yang lama. apakah aku harus ..." Harun menarik wajah Lisah, Harun menyambar bibirnya yang dengan lembut.
Pagi yang cerah di kediaman Brian, Zahra yang merasakan tubuhnya remuk akibat permainan mereka semalam, walau Brian melakukanya dengan lembut namun Zahra merasakan dirinya benar-benar lelah.