Chereads / Pacar malaikat / Chapter 9 - Ciuman panas pertama

Chapter 9 - Ciuman panas pertama

Dalam cuaca malam yang mulai dingin, Nuri mencoba menjawab pertanyaan Rian, tentang hubungan nya dengan Kim, dalam posisi berdiri tepat didepan Rian yang sedang duduk di atas motor, Nuri mulai mencoba menjawab

"Nuri dan Kim nggak ada hubungan apa - apa saat ini, tapi Kim melamar Nuri tadi sore di taman ini, Nuri nggak tau dia serius apa nggak, Nuri juga nggak ada maksud apapun dengan bilang ini ke kamu, tapi Nuri hanya ingin mencoba jujur ke kamu" jawab Nuri dengan nada lembut sambil menatap mata Rian,

Rian terkejut bukan main, kehabisan kata - kata karena tak mengira Kim akan secepat ini mendahului dia,,,

"terus kamu jawab apa Nuri"tanya Rian dengan nada sedikit tinggi, sambil mengguncangkan kedua bahu Nuri.

Nuri takut dan kaget melihat reaksi Rian, menimbulkan tanya dalam hatinya, mengapa Rian hanya menonton kedekatan nya dengan Kim jika ia tak terima Kim melamar nya,

Belum sempat memberi penjelasan lebih lanjut, gemuruh terdengar dari langit yang mulai gelap membuat bintang - bintang menghilang, tak butuh waktu lama hujan lebat membasahi tubuh keduanya, Rian bergegas menghidupkan motornya, mengajak Nuri naik untuk segera menuju rumah Nuri sebagai tempat untuk berteduh,

"ayo Rian masuk" ajak Nuri sambil membuka pintu rumah

Rian kemudian masuk dan menyapa ayah, bunda Nuri yang masih menonton televisi,

"malem om, tante, maaf mengganggu malam - malam" sapa Rian sambil sedikit membungkuk kan badannya, melewati kedua orang tua Nuri,

"eeehhh nggak repot ko,, silahkan masuk, terus ganti pakaian nya yang basah, nanti tante siapkan pakaian om ya" ucap bunda Nuri sambil mengiringi Rian ke kamar tamu yang tepat di sebelah kamar Nuri,

Nuri juga langsung menuju kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaian yang sudah basah kuyup karena hujan yang lebat,,

Rian yang masuk ke kamar tamu segera mencari handuk dan Mandi membersihkan dirinya, setelah selesai mandi dengan air yang hangat dan mengganti pakaian, Rian dan Nuri bergabung menikmati makan malam di meja makan bersama orang tua Nuri, setelah makan, menonton tv bersama, dan bercerita sambil melihat foto lama, hujan tak juga reda hingga mengharuskan Rian tidur di rumah Nuri malam itu,

"hujan nya nggak berenti - berenti nak rian, kamu nginep disini aja malam ini, biar tante kabari papa kamu ok" ibu menawarkan dengan nada memaksa agar Rian menginap

"ia tante terimakasih" jawab Rian singkat

Nuri hanya memperhatikan percakapan orang tuanya dengan Rian, sambil memakan beberapa buah dihadapannya,, begitu juga ayah Nuri, hanya tersenyum kepada Rian sebagai tanda sepakat dengan keputusan istrinya,

Malam semakin larut, ayah dan bunda Nuri pergi beristirahat, tinggal Nuri dan Rian yang menonton tv, karena orang tuanya telah pergi tidur, Nuri mematikan lampu ruang tamu, agar lebih menikmati menonton film horor yang baru diputar nya setelah ayah, ibu pergi tidur, sambil duduk disebelah Rian, Nuri memakan cemilan yang diambil dari kulkas, Rian hanya menatap wajah manis Nuri dari samping, dengan mata sendu dan senyum manis yang menggoda, benar - benar membuat Rian gemas dan ingin memakannya, saat asik menonton, Rian yang sedari tadi hanya memperhatikan Nuri dari samping, mengusap lembut rambut Nuri, sikap nya yang tiba - tiba itu membuat Nuri menoleh,lalu dengan spontan Rian mendekati wajah Nuri, meraih bibir Nuri dengan bibirnya yang seksi,nafas nya yang hangat, aroma tubuh rian yang harum, membuat Nuri tak bisa membrontak saat rian mulai mengecup lembut bibir bawah Nuri serta meraih pinggang Nuri agar lebih dekat dengannya,

Nuri hanya memejamkan mata,dan menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Rian, ia juga berusaha mencium bagian atas bibir Rian, mengikuti apa yang dilakukan Rian, tangan Rian yang besar dan lebar, memegang lembut pinggang Nuri yang langsing, kemudian sesekali mengusap leher Nuri,ia terus mencium bibir Nuri, Nuri yang tak tau cara berciuman hanya bisa diam serta pasrah sambil mengerutkan kening nya, ia hanya bisa mengikuti apa yang Rian lakukan,

nafas mereka saling bertemu satu sama lain, cuaca yang dingin menambah kemesraan ciuman mereka yang mulai berusaha memakan bibir satu sama lain, Rian kemudian merebahkan badan Nuri agar terlentang di sofa, terus mencium lembut dan mesra bibir Nuri, tanpa penolakan Nuri merebahkan badannya, tangan nya mel ingkar di leher Rian,hidung mancung Rian tepat di hidung Nuri yang mungil, ciuman ini terasa sangat panas, sesekali tangan Nuri memegang dada Rian, seolah - olah ingin meminta Rian untuk berhenti mencium nya, namun Nuri tak melakukannya, mata Nuri tak henti - henti melihat wajah Rian yang terlihat bahagia sekaligus menikmati momen tersebut,

Gairah diantara keduanya mulai muncul saat kulit mereka mulai bersentuhan lebih jauh sambil terus memainkan lidah mereka satu sama lain,,Nuri memulai membuka kancing baju Rian satu per satu,

,meraba tubuh Rian yang memiliki bidang secara beraturan, kulitnya yang putih dan harum tubuhnya yang menggoda membuat Nuri sulit mengendalikan diri,, tersadar akan tindakan yang dapat merusak Nuri jika diteruskan, Rian segera menarik dirinya, dan kembali duduk di samping Nuri

Memalingkan badannya menghadap televisi, Nuri yang kaget akan sikap Rian yang tiba - tiba, kembali duduk lalu memutar tubuhnya searah dengan Rian.

sambil memasang kembali buah bajunya, Rian berfikir bagaimana menjelaskan sikapnya kepada Nuri

Disisi lain, Nuri malu seharusnya dia lah yang mengendalikan diri atau menolak, suasana canggung setelah ciuman panas yang mereka lakukan,namun Rian terlebih dahulu bicara kepada Nuri,

"maafin aku Nuri," sambil menggenggam tangan Nuri,

"kenapa kamu yang harus minta maaf seharusnya aku yang menolak kamu, aku benar - benar tak punya harga diri"

Nuri bangkit dari duduk nya hendak pergi menuju kamar, namun Rian menarik Nuri kepangkuan nya, memeluk Nuri dari belakang, serta menyadarkan dagu ke bahu kanan Nuri, mengusap - usap tangan Nuri, kemudian berbisik lembut

"aku sangat ingin mencumbu mu, aku sangat ingin melakukan lebih jauh dari ini, percayalah Nuri ingin ku melebihi diri mu, tapi aku mencintai mu, bukan ingin menyakitimu, aku hanya ingin mengambil sesuatu yang berharga darimu ketika kau telah jadi istri ku"

Air mata Nuri berlinangan, dirinya tak menyangka ada pria sebaik ini, kepada dirinya yang polos dan tak mengerti jika berhubungan badan di luar nikah bukan lah suatu hal yang umum dilakukan,

Nuri membayangkan andai bukan Rian yang disukainya pasti pria itu sudah mengambil kesempatan dengan merenggut kehormatan Nuri menggunakan alasan bukti cinta, tanpa terasa air mata Nuri menetes, ia malu sekaligus bahagia,,,

Nuri bangkit dari pangkuan Rian, berjalan tanpa menoleh ke belakang, meninggalkan Rian sendiri di ruang tamu, didalam kamar Nuri menutup wajahnya dengan bantal lalu menangis sejadi - jadinya sebagai penyesalan dan luapan rasa malu nya,

Keesokan harinya Rian pamit pulang, hanya ayah dan ibu Nuri yang mengantar Rian ke depan pintu, Nuri memilih tetap dikamar karena malu, dan tak ingin ditanya ayah dan ibunya jika melihat mata Nuri yang bengkak karena menangis semalaman, sambil berjalan menuju motor Rian mencari - cari keberadaan Nuri dengan melihat - lihat ke sekitaran rumah,namun Rian tak menemukan Nuri,

"pamit dulu ya om, tante, terimakasih Rian dah di izinkan menginap"

Rian menaiki motor sport nya dan melaju pergi, Nuri hanya mengintip dari jendela kamar, lalu kembali ke tempat tidur setelah memastikan Rian pergi.

"tokk,, tokk,, ( bunyi ketukan pintu) Nuri, kamu nggak ke kampus hari ini" ibu memanggil Nuri.

"nggak buk, Nuri nggak ada kuliah hari ini, Nuri juga kurang enak badan, ingin istirahat aja seharian ini" jawab Nuri dari balik selimutnya

"kamu sakit, kalo gitu ibu nggak jadi ikut ayah deh keluar kota, ibu antar ke dokter ya" ibu mulai cemas dengan keadaan Nuri

"nggak usah bu, ibu sama ayah kalo mo pergi nggk papa ko bu, ntar juga enak kan, nanti Nuri telepon Mia buat nemenin nginep disini" Nuri akhirnya membuka pintu menemui ibu sambil berusaha menutupi matanya, dengan menempelkan dua potong timun, yang kebetulan ada di kamar.

"lho katanya nggk enak badan ko malah perawatan mata begitu" tanya ibu dengan mengerutkan kening karena heran.

"iya makanya ibu pergi aja ma ayah Nuri nggk papa ko sendiri ya" Nuri berusaha meyakinkan ibu

"ya udah ayah ibu berangkat ya, kamu hati - hati di rumah"

"iya da ayah, ibu hati - hati dijalan ntar kalo dah sampe telp Nuri ya ibu" teriak Nuri dari depan pintu sambil melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya.

Setelah ayah ibu pergi Nuri masuk dan mengunci pintu, pergi mandi dan mengganti pakaian dengan celana pendek baju kaos over size yang menutupi celananya sehingga sekilas ia tampak seperti hanya mengenakan kaos saja, Nuri terlihat sangat seksi,

Setelah mandi Nuri sarapan, saat sedang sarapan bel berbunyi, Nuri membuka pintu dan melihat Rian, Rian kaget karena ini pertama kalinya melihat Nuri berpakaian se seksi itu, Rian tertegun, matanya memperhatikan dari bawah ke atas,, rambut Nuri yang basah dan terurai, serta kakinya yang indah, membuat Rian makin tergila - gila,

"kamu bukannya tadi dah pulang" tanya Nuri heran

"iya aku cuman mandi sama ganti baju aja trus kesini lagi, kangen banget sama kamu" rian sudah tak malu - malu lagi mengungkapkan perasaannya pada Nuri setelah kejadian semalam

Dengan wajah memerah Nuri mengajak rian masuk kedalam, lalu melanjutkan kembali sarapan nya, rian duduk di sofa tempat mereka ciuman semalam, saat akan duduk rian kembali teringat wajah Nuri yang begitu bergairah saat berciuman membuat Rian tersenyum manis, saat membayangkannya

Nuri bingung harus bagaimana, ia duduk di meja makan namun tak menyentuh lagi sarapan nya, Nuri kebingungan karena masih malu menghadapi Rian tapi di hati Nuri senang karena Rian datang,,

Nuri memilih manghadapi situasi ia berjalan menuju Rian sambil membawakan minuman, lalu duduk menemani Rian,

"ibu sama ayah mana ko nggak keliatan," Rian bertanya sambil mencari - cari keberadaan orang tua Nuri.

"ayah ibu baru aja berangkat, ayah ada dinas diluar kota seminggu, kamu ada apa kesini lagi, ada perlu sama ayah, ibu" tanya Nuri dengan terus mengalihkan pandangannya tak ingin terlalu lama bertatapan mata dengan Rian sebab masih malu dan canggung dengan Rian,

Rian mengerti sikap Nuri, melihat itu rian segera meraih dagu Nuri dan membuat Nuri menatap matanya, mendekati wajah Nuri lalu mengecup bibir Nuri sesaat

"kamu nggak perlu malu, kamu tetap wanita penuh harga diri dimata ku, sikap mu kemaren menandakan jika kamu belum pernah pacaran sebelumnya, dan itu sungguh membuat ku bahagia" ucap Rian sambil mengusap rambut Nuri, dan mencubit mesra dagu Nuri,

Nuri menatap mata Rian sejenak, lalu berusaha bersikap santai,,

"silakan diminum Rian"

Mereka melewati waktu hingga petang dengan menonton tv, berbagi cerita dan mendiskusikan banyak hal bersama, saat suasana telah cair, Rian merebahkan kepalanya di pangkuan Nuri, Nuri kemudian mengusap rambut hitam Rian,

"kamu mau kah menjadi istriku"

Kalimat itu terucap dengan lembut namun tegas dari bibir Rian, matanya menatap sendu memperhatikan raut wajah Nuri saat ia meminangnya,

Nuri yang sedang mengusap rambut Rian yang sedang terbaring di pangkuannya, matanya berbinar tak percaya ia mendengar kata - kata lamaran dari bibir Rian, disaat dirinya belum benar - benar pulih dari rasa malu disebabkan kejadian tempo hari,