Chereads / More Than Sun / Chapter 2 - Penambang Magma

Chapter 2 - Penambang Magma

"AYO CEPAT..., JANGAN LAMBAT..., KALIAN MASIH PUNYA WAKTU 1 JAM LAGI SEBELUM ALARM MALAM BERBUNYI."

*TANG TANG TANG TANG

Suara ricuh disebuah pertambangan pinggir Kota, disana adalah tempat para Penambang Magma bekerja, sebuah pekerjaan yang bertugas menambang Magma sebagai sumber energi umat manusia yang tinggal dibawah tanah itu.

*TANG TANG TANG TANG

*TSSSSSSSTTTTTT...

"CEPAT CEPAT CEPAT, KALIAN TIDAK DIBAYAR UNTUK BERMALAS-MALASAN."

*PLAK

"KENAPA KAU DIAM SAJA, GERAKAN TANGAN MU, MAGMA INI TIDAK AKAN KELUAR DENGAN SENDIRI NYA."

Teriak Instruktor Pertambangan itu sambil memukul Kepala seorang Penambang.

"Hahahaha..., kau kena marah lagi..."

"Dasar Pak Botak yang Barbar."

"Hahahaha..., Aku akan berpura-pura tidak mendengar hal itu, iya kan Lucy?"

"Hahahaha..., Iya kami akan tutup mulut untuk hal itu."

*TING NONG NING NONG

Terdengar suara Alarm yang berasal dari Sebuah Speaker dilangit2, menandakan Hari sudah Malam dan semua aktivitas harus dihentikan karena Suhu disana akan turun dengan sangat Drastis.

"CEPAT CEPAT CEPAT, KEMBALI KE KAMAR KALIAN."

Para Penambang pun berlari meninggalkan Pertambangan menuju sebuah Gedung yang cukup besar.

Setelah semua nya berhasil masuk Sebuah Pintu besar gedung itu pun tertutup.

Beberapa Menit kemudian Para Penambang yang sudah berada didalam berbaris untuk mengantri makanan yang sudah disiapkan.

Terdapat 3 pemuda yang berbaris dibelakang, sambil mengobrol.

"Kali ini menu nya apa ya?"

"Seperti biasa Olahan kentang lagi."

"Itu lagi ya..."

"Tentu saja, kita para Penambang Magma mana bisa makan makanan Mewah, selain Olahan Kentang ini."

"Betul..., lagipula Gaji kita cuma cukup utk membayar Pajak, Sewa Kamar di Asrama ini, dan Makan dikantin ini."

"Hah..., Coba aku punya Talent..."

"Hahaha..., Percuma mengharapkan itu, Sekali nya kau punya pun, kau belum tentu bisa hidup enak."

"Tapi setidaknya kita pasti mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih layak dibanding Penambang Magma ini."

"Diluar sana jauh lebih kejam dibanding di Pertambangan ini tau, kalau kau kehabisan uang kau hanya akan diculik, dan dijadikan budak oleh para Bangsawan, lebih baik disini kita tidak perlu mengkhawatirkan masalah makanan, walau cuma ini yang kita makan."

Jawab seorang pemuda sambil membawa Nampan yang berisi Piring dan gelas.

Setelah para penambang makan malam, mereka pun disuruh untuk langsung tidur agar mereka dapat bekerja besok pagi.

Penambang Magma adalah sebuah Pekerjaan bertugas untuk menambang Magma sebagai sumber energi manusia, namun mereka semua dianggap Rendah oleh orang-orang karena penghasilan mereka yang tidak seberapa.

Bahkan bagi para Penambang Magma untuk bisa pergi keluar Pertambangan adalah sebuah Impian, dan hal itu hanya diperbolehkan setahun sekali setiap Hari Perayaan Kebebasan Umat Manusia.

Walaupun mereka pergi keluar mereka hanya akan dijadikan bahan Cemooh orang-orang karena Pekerjaan ini hampir setingkat dengan Budak para Bangsawan.

Banyak dari para Penambang sangat membenci pekerjaan ini karena hak tersebut, berbeda dengan satu Pemuda ini, dia adalah Pemuda yang sangat mencintai Pekerjaan nya sebagai Penambang Magma.

*TANG TANG TANG TANG

"AYO CEPAT, GERAKAN TANGAN KALIAN SANGAT LAMBAT, PERCEPAT PERGERAKAN TANGAN KALIAN, SEBELUM ALARM MALAM BERBUNYI."

"Hei..., Besok kau Mau pergi kemana?"

Bisik seorang pemuda yang bernama Leo, kepada Lucy.

"Hah?!"

Jawab Lucy dengan wajah bingung.

"Memangnya kau lupa, besok hari apa?"

"Hmmm..., Hari Kamis..."

"Bukan itu maksudku, Besok adalah Hari Perayaan Kebebasan Umat Manusia, berarti kita besok bisa pergi ke kota tau."

"Oiya..., Aku sampai lupa..."

"Memangnya kau sendiri mau kemana, Leo?"

Sambung Pemuda yang bernama Paul.

"Aku dengar Besok Di Balai Kota nanti, akan ada salah satu Kapten Squad dari Special Force yang akan datang untuk merayakan Hari besar itu."

"Siapa itu?"

"Jangan Kaget ya, Yang akan datang nanti adalah Kapten Squad Keempat, Si Putri Matahari, Victoria Alice."

"EEEEEEH?!"

Teriak Paul dengan sangat keras.

"OI..., KENAPA KAU BERTERIAK? DASAR BODOH, GERAKAN TANGAN MU BUKAN MULUT MU"

"M-Maaf pak..."

"Bodoh..., kenapa kau berteriak sekeras itu..."

"M-Maaf soalnya aku kaget, soalnya Orang sehebat dia akan datang ke kota Kumuh ini."

"Memangnya dia siapa?"

Jawab Lucy dengan wajah bingung.

Hal itu membuat mereka bertiga seketika terdiam tak berkata.

"Eh..., Kau tidak tau siapa dia?"

"Tidak, memangnya dia siapa?"

"Kau itu terlalu mencintai Pekerjaan ini sampai tidak tau keadaan dunia luar."

"Benar..., Dia adalah Salah satu dari 12 Kapten Squad di negara ini, Bahkan dia masuk Nominasi sebagai Calon Star Knight loh."

"Ouh..., Berarti dia sangat hebat kan?"

"Tentu saja Bodoh, Bukan hanya Hebat, tapi dia juga sangat Kuat, Menawan, Cantik, Tegas, dan sangat Berwibawa, Aku bahkan Rela berkerja disini selama nya hanya untuk melihat dia langsung dengan mata kepala ku sendiri."

"Kau akan sangat menyesal jika tidak melihat dia dikesempatan ini."

"Maaf..., aku tidak tertarik dengan Wanita yang tidak kukenal."

"OI..., KENAPA KALIAN DIAM SAJA, GERAKAN TANGAN KALIAN BODOH!!!"

Keesokan Hari nya.

"YOSHA...., MARI KITA KEBALAI KOTA UNTUK MENANTIKAN MALAIKAT KITA!!!"

"OOOOOOOH!!!!"

Sorak para Penambang yang sudah siap keluar dari Pertambangan.

"Kau sendiri mau kemana Lucy?"

Tanya Paul kepada Lucy dikerumunan Penambang yang Girang itu.

"Ada tempat yang ingin kudatangi terlebih dahulu, nanti aku akan menyusul."

"Baiklah..., Hati-hati ya..."

"Iya kau juga Paul, Jaga Leo baik-baik, jangan sampai dia berbuat masalah seperti di dalam sini."

"Serahkan padaku."

Setelah berpisah Lucy pun pergi kearah berlawanan dengan mereka.

-

Didalam Gedung Balai Kota, Terlihat para Pejabat sedang sibuk mempersiapkan Kedatangan Kapten Squad Keempat, si Putri Matahari, Victoria Alice.

"AKU TIDAK MAU TAU, POKOKNYA KOTA INI HARUS BERSIH DARI HAL-HAL YANG KOTOR, SEMBUNYIKAN PARA BUDAK, BERANDALAN, GELANDANGAN, DAN PARA PENAMBANG MAGMA."

Teriak Pria Tua Gendut dengan pakaian Rapi, yang dikenal sebagai Walikota dari Kota Guardeth.

------------->