Chereads / Melody Is My Lovely / Chapter 2 - Luka yang tersembunyi

Chapter 2 - Luka yang tersembunyi

Roda mobil itu berputar sedemikian rupa, membawa kedua pasangan yang duduk di kursi pengemudi menuju tempat tinggal mereka. Dimana kawasan yang mereka tempati itu merupakan kawasan elit milik orang-orang kaya.

Dengan halaman yang luas, mobil bentley hitam mulai memasuki pekarangan rumah. Ajudan yang melihat mobil tersebut berhenti dengan sigap memegang pegangan pintu mobil. Membukakan pintu mobil itu dan membiarkan sang pemilik villa untuk turun.

Dimana di sana terlihat sebuah kaki kokoh dibalut dengan setelan jas berwarna putih bersih. Menampilkan seorang laki-laki dengan wajahnya yang tegas dan dingin. Nafasnya yang kasar menunjukkan ketidaksukaan dan ketidak nyamanan di dalam mobil itu.

Sampai ia keluar dari mobil, nafas kasar milik laki-laki itu berkurang sedikit demi sedikit. Meninggalkan seorang wanita di dalam mobil bently hitam itu sendirian. Tanpa kasih sayang maupun rasa cinta, mata wanita itu menatap pintu mobil yang terbuka dengan tatapan kosong.

Seakan-akan ia sudah terbiasa dengan keadaan itu, tangannya menggapai pegangan pintu. Membuka pintu mobil yang ada di sampingnya sendirian lalu mengangkat bawahan gaun miliknya.

Berjalan keluar dari mobil bently hitam itu lalu menatap sekeliling lingkungan tempat tinggal barunya. Dimana matanya menyapu keseluruhan pilar-pilar tinggi kokoh yang ada di sana.

"Apa yang kamu lihat, cepat masuk ke dalam" jelas laki-laki tersebut. Membuat wanita yang sedang berdiri di dekat mobil itu mulai mengikuti langkah kaki laki-laki yang ada di depannya. Berjalan masuk ke dalam villa megah itu sambil mengikutinya.

"Zach, tunjukkan kamar yang sudah disediakan untuk wanita itu"

"Baik tuan"

Zach yang menerima perintah atasannya, membawa wanita tersebut ke ruangan yang telah di sediakan. Sambil menaiki tangga, wanita itu melihat sekelilingnya dengan berhati-hati. Mengingat setiap sudut ruangan yang ada dan mencoba menghindari kesalahan yang akan terjadi di masa depan sebanyaknya.

'Lantai bawah 10 ruangan dan lantai dua 8 ruangan. Apa benar ini yang dinamakan villa?' pikir Melody heran.

Sambil mengingat posisi ruangan di lantai dua, langkah kaki miliknya harus berhenti tepat di salah satu ruangan. Dimana pintu bewarna hitam itu terlihat di sana, Zach yang sudah berdiri di depan pintu tersebut membukak pintu bewarna hitam itu.

"Ini akan menjadi kamar nona di masa depan dan di samping kamar nona muda terdapat ruang perpustakaan. Jadi jika nona muda kedua bosan, anda dapat membaca buku di ruangan itu dan sisanya akan saya jelaskan setelah makan malam nanti"

"Apa nona mendengar apa yang saya ucapkan tadi?" lanjut Zach yang tidak ingin menambah buruk mood tuannya.

"Ehm, terimakasih"

"Baiklah, kalau begitu saya akan menjemput anda kurang lebih 1 jam 45 menit kemudian. Jadi saya harap anda sudah mengganti gaun pernikahan anda dengan pakaian yang nyaman dan juga bersih. Karena tuan muda kedua memiliki fetish kebersihan, saya harap anda berhati-hati dalam berpakaian" jelas Zach mengigatkan.

"Barangku?"

"Untuk barang-barang nona, saya sudah memindahkan semuanya ke dalam ruangan. Sehingga anda tidak perlu khawatir lagi akan barang-barang anda dan juga kami tidak berkenan memeriksa barang-barang pribadi anda."

"Baik"

"Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu"

Melody yang melihat kepergian Zach, menyentuh pegangan pintu miliknya. Menarik nafasnya pelan lalu membuka pintu ruangan dan dengan cepat menutup pintu ruangan tersebut.

Menyenderkan sebagian tubuhnya di balik pintu dan menarik nafasnya pelan. Dengan suara nafas yang teratur, ia menyapu seluruh ruangan yang ada di sekelilingnya. Dimana nuansa hitam dan juga putih itu mendominasi keseluruh ruangan yang ada di sana.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang? ah ya benar aku harus mengganti baju dan membereskan barang-barangku segera" gumam Melody.

Berjalan ke arah kamar mandi lalu melepaskan semua potongan kain yang ada di tubuhnya. Dengan potongan kain terakhir, sosok wanita itu memperlihatkan semua luka yang ada di tubuhnya.

Kulitnya yang bewarna putih susu, memperjelas setiap luka yang ada di tubuhnya. Dari luka kecil hingga luka besar, entah itu luka lama ataupun luka baru. Semua yang ada di tubuhnya terlihat sangat jelas.

Terutama di saat perban putih yang melilit di kedua tangannya dilepas. Menampakkan sepasang pergelangan tangan kecil yang terluka oleh sayatan benda-benda tajam. Entah itu sayatan yang dalam maupun sayatan yang dangkal.

Semua luka kekerasan dimiliki olehnya. Dimana setiap luka yang ada pada tubuhnya memiliki kisah tersendiri. Mau itu yang berada di pergelangan tangan ataupun di pergelangan kakinya.

Dengan suara guyuran air, luka yang ada di tubuhnya bercampur dengan air bersih itu. Membuat air yang tadinya jernih tanpa warna berubah menjadi kemerahan. Hingga tidak lama kemudian, air yang mengguyur tubuhnya berhenti.

Memperlihatkan sesosok wanita bersih namun dipenuhi dengan luka-luka yang mengerikan. Sambil memandang ke arah cermin, ia melihat luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya. Matanya yang hitam, kini tidak memiliki cahaya yang indah.

Seolah-olah membayangkan bahwa ia sudah hidup dalam kegelapan selama bertahun-tahun. Tanpa sosok pelindung di sekitarnya, ia tidak memiliki keinginan hidup sama sekali.

"Sepertinya aku harus menyembunyikan luka ini lagi" gumam Melody yang mulai berbalik dan berjalan ke arah ruang ganti baju. Mengambil tas lusuh yang ada di sana lalu membuka resleting tas tersebut.

Dimana saat resleting itu ditarik, terlihat perban putih menjulang di sana. Dengan gunting dan juga plaster, tas lusuh itu dipenuhi dengan alat-alat medis umum. Tangannya yang ramping menyentuh perban putih tersebut.

Mengeluarkan barang-barang yang diperlukan dan membawanya keluar dari tas lusuh itu. Dan dengan berhati-hati, ia menutupi semua luka yang ada di tubuhnya dengan perban tersebut.

Sehingga semua luka yang ada di tubuhnya sudah ditutupi oleh perban baru dan menyimpan kembali barang-barang tersebut ke dalam tas lusuhnya. Memakai pakaian lama miliknya lalu menutupi semua perban itu dengan pakaian berlengan panjang.

Karena ia tidak ingin orang-orang megetahui luka yang ada di tubuhnya. Terutama di lingkungan yang saat ini tidak mendukungnya sama sekali. Sebuah lingkungan yang memiliki kemungkinan untuk menghancurkannya sedikit demi sedikit.

Yang menandakan bahwa kondisinya kini akan lebih terancam di lingkungan ini. Dikarenakan semasa hidupnya, ia hanya bisa mempercayai dirinya sendiri. Tanpa bantuan orang lain dan juga dukungan milik orang lain.

Oleh karena itulah, ia tidak pernah mengharapkan apapun kecuali kematian miliknya. Karena baginya kehidupan adalah hal yang menyakitkan dan tidak ada yang namanya harapan di hidup ini.

Dengan suara gumaman yang kecil, ia menatap selembar foto wanita di telapak tangannya. Seakan menanti sebuah kematian yang akan datang kepadanya.

"Apa aku bisa menyusulmu secepatnya, bu?" gumam Melody kecil.