Nadia merasa sangat menyesal telah menuduh Roni seperti tadi.
Tapi Nadia tidak sepenuhnya salah. Roni sering seperti itu. Plin plan. Dan alhasil membuat Nadia menampakkan sifat menyebalkannya yang lama tidak muncul. Padahal ia sudah berjanji akan patuh dan tidak mengeluh lagi akan semua perintah Roni. Ia masih ingin tetap bekerja di perusahaan Roni.
Mungkin karena banyak hal yang membuat hatinya tidak nyaman seharian ini. Walaupun sebenarnya itu tidak bisa dijadikan alasan.
"Maafkan saya Pak. Saya sangat menyesal," pinta Nadia dengan nada sendu. Ia menaikkan sudut bibirnya ke atas.
"Sudahlah jangan bicara ngawur lagi. Dan cepat ke sini," pungkas Roni menutup telepon.
Nadia saja belum sempat menjawab apapun. Ia seketika takut. Saat ini bosnya sudah benar-benar marah.
"Waduh. Gawat. Pak Roni marah beneran," ucap Nadia sambil menepuk jidat. Memang selama ini Roni pernah bercanda?