Namun Adit sangat mencintai Rena. Perasaannya kali ini beda, karena ia merasa Rena dari awal begitu tulus mencintainya juga.
"Lho Mas, tamunya mana?" tanya Bibi sambil membawa nampan yang berisi 2 cangkir teh manis.
Membuat Adit jadi tersadar dari lamunannya. "Bibi kelamaan, tamunya udah pergi," jawab Adit tanpa ekspresi.
Bibi tersenyum kecut. "Kalau gitu ini teh buat mas Adit," tawar Bibi sambil menaruh nampan yang ia bawa di meja.
"Saya nggak haus, buat Bibi aja," jawab Adit. Sambil melangkah kembali ke kamarnya.
Tiba-tiba Bibi mendengar ada suara mobil datang. "Siapa lagi ya?" Bibi bertanya kepada dirinya sendiri.
Bibi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Karena bingung. "Masak iya tamunya Mas Adit yang tadi kembali lagi?"
Kemudian Bibi pergi untuk melihatnya sendiri. Karena pintu gerbangnya tadi tidak ditutup jadi mobil tamunya langsung masuk saja memarkir di halaman rumah Adit.