Rena masih gamang. Dia masih terpaku di tempat. Bingung harus bagaimana. Akhirnya ibunya angkat bicara juga.
Reni mendekatinya, memegang kedua pundak Rena, lalu menatapnya lekat. "Apa kamu mencintai dia?" tanya ibunya.
"Tidak perlu bertanya seperti itu. Cinta apa yang didasarkan atas kebohongan?" Nenek ikut berkomentar juga akhirnya. Rasanya dia marah cucunya dibohongi seperti itu.
Reni menoleh ke arah ibunya. "Ibu tau apa soal cinta?" Reni melirik tajam ke arah ibunya setelah bertanya. Padahal ia tidak pernah bicara dengan urat setegang itu sebelumnya kepada ibunya.
"Reni mohon, ibu jangan ikut campur masalah mereka!" lirihnya.
Nenek sempat tertegun. Ia tersinggung. Lalu tidak lama berjalan masuk ke kamarnya sendiri. Reni juga tidak menyusulnya. Biarkan saja. Yang terpenting sekarang adalah kebahagiaan anaknya.
"Kalau kamu mencintai dia. Bawa masuk dan beri kesempatan!" suruh Reni.
