Pagi harinya. Tepatnya hari senin, Nadia bangun dari tidurnya. Membuka matanya yang masih berat, terasa lengket. Matanya terasa seperti tebal dan ada yang mengganjal. Ia kemudian bercermin di cermin yang menempel di lemari bajunya.
Nadia mengernyitkan dahinya. Ia malu sendiri melihat bayangannya di cermin. "Astaga mataku bengkak. Pasti efek menangis kemarin," gumamnya memegangi pipinya sendiri.
Bagaimana tidak bengkak. Kemarin Nadia menangis tiada henti. Ia saja sampai tertidur hanya karena lupa saja.
Nadia melirik malas menatap jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Ia hari ini sangat malas pergi ke kantor. Nadia juga merasa malu dengan keadaan matanya yang sembab.
Namun ia harus tetap berangkat ke kantor. Ia harus tetap profesional. Dengan langkah gontai ia meraih handuknya, lalu gegas mandi.
Setelah selesai mandi dan bersiap-siap. Nadia kemudian berangkat ke kantor. Tentu dengan motor merah kesayangannya.