"Kerja susah juga ya ternyata," batin Friska. Ia jadi tahu bagaimana susahnya mencari uang sendiri sekarang. Padahal selama ini dia hanya tinggal minta kakaknya saja. Pakai maksa lagi. Friska jadi sedikit menyesal.
Tiba-tiba Camelia memanggilnya. "Friska! Sini dong!" suruh Camelia, dengan suara yang lembut kali ini.
"Apalagi sih nih orang? Manggil-manggil. Mana kerjaanku belum selesai lagi," batin Friska.
Namun meskipun menggerutu dalam hati. Friska tetap bangkit dari tempat duduknya, lalu berdiri di depan Camelia.
"Ada apa Mbak?" tanya Friska.
Camelia menyodorkan beberapa lembaran kertas. "Nih ambil!"
Friska menerimanya, lalu menatapnya tak mengerti. "Apa ini Mbak?" tanya Friska.
"Kamu tolong foto copy kertas ini, masing-masing tiga lembar ya!?" suruh Camelia.
Ingin sekali Friska berkata. "Memangnya kamu sendiri tidak punya kaki?" Tapi ia tidak mungkin mengatakan hal itu. Ia tetap harus bersikap sopan di depan Camelia.